Sampah menjadi masalah yang lekat dengan kehidupan manusia, di manapun berada. Fakultas Teknik UGM memiliki kepedulian serius pada penanganan sampah di lingkungan fakultas, yang dituangkan dalam berbagai kebijakan dan penyediaan tempat pengelolaan.
tps3r
Sebagai komitmen FT UGM dalam menekan timbulan sampah, FT UGM berikan tumbler kepada semua mahasiswa baru angkatan 2024. Pembagian dilakukan dalam acara Pionir Kesatria, yang secara resmi diberikan oleh Dekan bersama Menteri Perhubungan RI Ir. Budi Karya Sumadi pada Kamis 1 Agustus 2024.
Lukman Mulyadi, Kepala Desa Tambakbaya Garawangi, Kuningan Jawa Barat bersama Ade Wahyudin (Sekretaris Desa) dan rombongan berkunjung ke TPS3R FT UGM dalam rangka belajar pengelolaan sampah (Selasa, 30 Juli 2024).
Fakultas Teknik Unhas melakukan benchmarking ke Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dalam rangka peningkatan pengolahan sampah (Senin, 22 Juli 2024).
Fakultas Teknik merupakan fakultas dengan populasi terbanyak di Universitas Gadjah Mada. Jumlah populasi ini linear dengan jumlah sampah yang dihasilkan. Jumlah sampah yang dihasilkan dapat dilihat pada laman berikut TPS3R. Fakultas Teknik telah berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik dan mengolah sampahnya sendiri. Pembangunan TPS3R Grahakara Grafika menjadi salah satu upaya nyata tanggung jawab Fakultas Teknik kepada lingkungan.
Pada tahun akademik 2024/2025, FT UGM kembali menyiapkan hadiah istimewa untuk mahasiswa baru. Sebagaimana 2 tahun sebelumnya, setiap mahasiswa baru akan diberikan tumbler wadah air minum.
COE Sustainable Environment FT bekerja sama dengan Laboratorium Sensor dan Sistem Telekontrol (SSTK) dari Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM telah mengembangkan timbangan digital inovatif untuk meningkatkan pengelolaan sampah di lingkungan kampus FT. Pengembangan ini didasari oleh kebutuhan mendesak akan penanganan sampah yang benar dan efektif di kampus, dengan harapan dapat menjadi contoh baik bagi berbagai pihak di luar kampus.
Dalam rentang dua tahun terakhir, permasalahan atas pengelolaan sampah menjadi pembahasan utama di kalangan masyarakat DIY pasca ditutupnya pelayanan TPST Piyungan. Timbunan sampah muncul dimana-mana karena tidak bisa langsung segera ditangani. Dalam kurun waktu Januari 2023 hingga April 2024, rata-rata timbunan sampah yang muncul di Yogyakarta mencapai 1300 ton/hari dengan kapasitas pengelolaan sampah hanya sampai 988 ton/hari, di mana hanya 150 ton sampah yang dapat diolah perharinya. Situasi ini apabila diabaikan, dampak yang muncul akibat produksi sampah yang terus meningkat akan jauh lebih besar dari apa yang dirasakan oleh masyarakat Yogyakarta saat ini.