Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk menyambut hari jadi FT UGM—mulai dari Pekan Olahraga sampai Mancing Mania. Akhirnya, pada hari ini lah, 17 Februari 2025, genap sudah 79 tahun Fakultas Teknik mengudara dan terus mencerdaskan anak bangsa. Yap, sama umurnya dengan negara kita, Indonesia.
SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim
Negara Agraris menjadi julukan bagi tanah air tercinta yang paling sering terdengar karena sedari kecil selalu dikenalkan kepada warga Indonesia. Dinobatkan sebagai Negara Agraris berarti Indonesia menitikberatkan perekonomiannya ke sektor pertanian. Akan tetapi, terkadang kita masih mengartikan kegiatan dari sektor pertanian hanyalah bercocok tanam di sawah, padahal seharusnya lebih luas, yakni dapat berupa berkebun dan beternak.
Fakultas Teknik kembali ketambahan Guru Besar pada Senin (11/02) kemarin. Kali ini, giliran Prof. Dr. Ir. Aswati Mindaryani, M.Sc., IPU, yang mendapat kesempatan untuk menyampaikan pidato pengukuhannya di Balai Senat, Gedung Pusat UGM.
Universitas Gadjah Mada, melalui kolaborasi antara Fakultas Teknik, Fakultas Teknologi Pertanian, dan Fakultas Farmasi, menciptakan pupuk booster Sulasih-Sulanjana sebagai bentuk dukungan terhadap kemandirian pangan dan energi nasional.. Pupuk ini berbasis mineral silika yang diperoleh dari limbah industri geothermal, dengan memanfaatkan potensi lokal untuk mendukung keberlanjutan pertanian dan pengelolaan sumber daya.
Hidup minim, bahkan tanpa sampah, tentu menyenangkan. Lingkungan akan terlihat bersih, indah, dan tentu saja sehat. Berkontribusi pada pengurangan sampah menjadi tindakan mulia, yang tentu saja akan berdampak pada diri sendiri dan juga lingkungan.
FT UGM terus berkomitmen mewujudkan kampus yang ramah lingkungan. Tidak hanya pada keseharian, namun juga pada kegiatan besar, diterapkan ketentuan untuk menekan timbulan sampah. Salah satunya pada kegiatan Pembukaan HPTT ke-79 pada 2 Februari 2025.
Tak terasa sudah hampir 79 tahun Fakultas Teknik mengudara dan terus mencerdaskan anak bangsa. Yap, sama umurnya dengan negara kita, Indonesia.
Global warming—bahkan, ada yang menyebut global boiling akibat kenaikan suhu yang sangat drastis—selalu menjadi isu khusus yang dari tahun ke tahun terus dibahas. Bagaimana tidak? Keadaannya benar-benar genting, dibuktikan dari pernyataan Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, pada Juli 2023 silam, bahwasanya bulan Juli 2023 merupakan bulan terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah kehidupan manusia.
Beberapa minggu terakhir, Kabupaten Sukabumi dilanda pergerakan tanah yang memengaruhi sejumlah kecamatan. Akibat tingginya curah hujan, fenomena ini memicu terjadi longsor dan banjir bandang yang tidak hanya merusak rumah namun hingga infrastruktur. Kondisi ini memaksa ratusan warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Bantuan untuk kebutuhan papan sudah banyak berdatangan dari banyak pihak, namun pengungsi mengeluhkan kenyamanan dari panas dan hujan yang mengguyur.
Petani di Nawungan, Selopamioro, Imogiri, Bantul-Yogyakarta tengah bertransisi dari pertanian konvensional ke sistem pertanian ramah lingkungan untuk menjaga kelestarian agroekologi dan menghadapi dampak perubahan iklim seperti cuaca ekstrem dan kekeringan. Salah satu hasil unggulan dari upaya ini adalah bawang merah “Glowing” (Gede, Lebih Original & Berwawasan Lingkungan), yang dibudidayakan secara semi-organik. Selain menjaga ekosistem, produk ini juga menjadi daya tarik utama dalam pengembangan agrowisata di kawasan tersebut, yang selaras dengan tujuan SDGs, terutama poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dan poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim).