
Wiswakharman Expo atau yang lebih dikenal dengan WEX merupakan pameran arsitektur tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada. WEX menjadi ruang bertemunya karya, gagasan, dan aspirasi arsitektur yang setiap tahunnya mengangkat tema berbeda dalam lingkup design and built environment. Tahun ini, WEX 2025 mengangkat tema yang relevan dengan identitas Kota Yogyakarta, yaitu mengenai ruang-ruang pendidikan. Diselenggarakan pada 9 hingga 11 Mei 2025 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, WEX 2025 hadir sebagai ruang refleksi terhadap peran dan transformasi ruang belajar di tengah perkembangan zaman.
Sebagai kota pelajar, Yogyakarta memiliki peran penting dalam menyediakan ruang-ruang pendidikan yang mendukung pertumbuhan dan pembelajaran generasi muda. Namun, tantangan pendidikan kini tidak hanya terbatas pada institusi formal seperti sekolah dan universitas. Ruang-ruang non-formal seperti co-working space, creative hubs, dan berbagai bentuk ruang belajar alternatif telah tumbuh pesat, menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika pendidikan kota ini. Selain itu, pandemi telah mendorong perubahan besar dalam gaya belajar, mempercepat adopsi teknologi, dan menuntut fleksibilitas yang lebih tinggi dari ruang-ruang fisik. Oleh karena itu, penting bagi para perancang ruang—terutama arsitek—untuk menghadirkan desain yang lebih adaptif, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan generasi pelajar masa kini.
WEX 2025 menghadirkan berbagai rangkaian acara yang tidak hanya menampilkan karya-karya mahasiswa, tetapi juga membuka ruang dialog dan apresiasi lintas sektor. Pembukaan kegiatan dilakukan pada Jumat, 9 Mei 2025, di Selasar Student Center GIK dengan penampilan tari tradisional dan vocal group yang menyemarakkan suasana. Pameran arsitektur yang berlangsung dari 9 hingga 11 Mei menampilkan hasil rancangan mahasiswa Teknik Arsitektur UGM yang menjawab isu ruang pendidikan dengan pendekatan kreatif dan kontekstual. Karya-karya tersebut tidak hanya menawarkan solusi visual, tetapi juga gagasan mendalam tentang bagaimana ruang dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.
Pada Sabtu, 10 Mei 2025, WEX 2025 menggelar simposium arsitektur yang menghadirkan nama-nama besar seperti Anies Baswedan, Realrich Sjarief, Sri Wahyaningsih, dan Yu Sing. Melalui sesi ini, peserta diajak menggali perspektif dari tokoh-tokoh yang telah berkiprah dalam bidang pendidikan, arsitektur, hingga sosial budaya. Simposium ini menjadi titik temu antara teori, praktik, dan realitas ruang yang tengah dihadapi masyarakat hari ini. Sebagai penutup, Grand Closing pada Minggu, 11 Mei 2025 di Joglo GIK menghadirkan pertunjukan orkestra, band, monolog, tari klasik, hingga teater, yang merepresentasikan semangat kolaboratif antara seni, budaya, dan arsitektur.
WEX 2025 tidak hanya menjadi ruang pameran karya mahasiswa, tetapi juga menjadi medium edukasi bagi masyarakat umum dan pelaku arsitektur untuk bersama-sama merenungkan masa depan ruang belajar di kota pelajar ini. Di tengah tantangan global dan transformasi sosial yang cepat, WEX 2025 hadir dan menegaskan kembali bahwa arsitektur bukan hanya desain fisik ruang, tetapi juga membangun koneksi antar manusia, nilai-nilai pembelajaran, dan arah perkembangan kota.