Selasa, 28 Oktober 2025 — Universitas Gadjah Mada (UGM) mengukuhkan Prof. Ir. Ali Awaludin, S.T., M.Eng., Ph.D., IPU, ACPE sebagai Guru Besar dalam bidang Material dan Teknologi Teknik Sipil Berkelanjutan di Fakultas Teknik. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Kayu sebagai Material Konstruksi Berkelanjutan,” Prof. Ali menyoroti potensi besar kayu tropis Indonesia sebagai bahan bangunan masa depan yang ramah lingkungan.
“Kayu memiliki sifat mekanis yang lengkap, yaitu kekuatan tarik, tekan, lentur, dan geser yang seluruhnya berkontribusi dalam menahan gaya-gaya internal pada suatu sistem struktur,” jelas Prof. Ali dalam pidatonya di Balai Senat UGM (28/10/2025).
Menurutnya, kayu merupakan salah satu material tertua yang tetap relevan di era modern, bahkan menjadi primadona dalam bangunan berkonsep ramah lingkungan. Hal ini disebabkan oleh karakteristik strength-to-weight ratio yang tinggi serta kemampuannya berperan sebagai carbon storage alami sepanjang siklus hidupnya, meskipun telah dipanen dan digunakan dalam konstruksi.
“Kayu adalah anugerah alam yang lahir dari keselarasan manusia dengan lingkungannya,” ujarnya (28/10/2025).
Namun demikian, Prof. Ali mengungkapkan bahwa penentuan kuat acuan kayu selama ini umumnya masih mengacu pada informasi jenis kayu (species), padahal pendekatan tersebut memiliki keterbatasan. Hal ini dikarenakan, sifat mekanis kayu dari jenis yang sama dapat bervariasi akibat faktor umur, kondisi tumbuh, dan cacat alami. Beberapa standar internasional memang menggunakan densitas sebagai acuan mutu, tetapi parameter tersebut belum cukup menggambarkan kekuatan aktual kayu.
Melalui riset terhadap lebih dari 200 balok kayu tropis Indonesia, Prof. Ali membuktikan bahwa kombinasi antara densitas dan modulus elastisitas dapat menjadi dasar baru dalam penentuan mutu kayu yang lebih objektif dan andal. Temuan ini turut memperkuat penerapan standar nasional SNI 7973:2013 tentang Spesifikasi Desain untuk Konstruksi Kayu.
Lebih lanjut, Prof. Ali menekankan pentingnya inovasi pada sistem sambungan, peningkatan ketahanan terhadap kelembapan dan rayap, serta integrasi pendidikan teknik sipil dengan teknologi material berkelanjutan. Ia juga menyoroti pengembangan kayu rekayasa seperti glulam, laminated veneer lumber (LVL), dan cross laminated timber (CLT) yang kini mulai diproduksi di Indonesia. Salah satu implementasinya adalah Paviliun CLT Nusantara di Kompleks Fakultas Teknik UGM, yang berfungsi sebagai laboratorium hidup untuk meneliti kinerja kayu tropis di iklim lembap Indonesia.
Menutup pidatonya, Prof. Ali menyampaikan rasa syukur kepada keluarga, guru, dan seluruh pihak yang mendukung perjalanan akademiknya. “Kayu tetap relevan sebagai material konstruksi berkelanjutan, selama kita berkomitmen untuk berinovasi dan menjaga harmoni dengan alam,” pungkasnya (28/10/2025).
Penulis: Radaeva Errisya
Video Pengukuhan: ugm.id/RekamanPengukuhanProfAli