“Peningkatan suhu ini tampaknya tidak terlalu besar, tetapi menimbulkan dampak signifikan pada perubahan iklim dan kesetimbangan ekosistem biosfer bumi,” ujar Prof. Dr. Ir. Andang Widi Harto, M.T., IPU, ASEAN Eng., dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Reaktor Maju Sumber Daya, Kamis (13/11/2025). Melalui pernyataan tersebut, Prof. Andang menegaskan urgensi global untuk menekan laju pemanasan bumi dengan mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya energi fosil.
Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Aspek Strategis Pengembangan Teknologi Sistem Energi Nuklir di Indonesia: Peran Teknik Nuklir dalam Pengembangan Teknologi Reaktor Nuklir Maju,” Prof. Andang menyoroti pentingnya energi nuklir sebagai salah satu pilar strategis dalam transisi menuju sistem energi nasional yang bersih, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi. Menurutnya, upaya mencapai Net Zero Emission (NZE) tidak hanya memerlukan komitmen politik, tetapi juga inovasi ilmiah dan teknologi yang terarah.
Sebagaimana ditegaskan dalam laporan International Energy Agency (IEA) berjudul “Net Zero by 2050: A Roadmap for the Global Energy Sector” (2021), target emisi nol bersih hanya dapat dicapai melalui penghentian bertahap (phase-out) penggunaan energi fosil dan percepatan pemanfaatan energi nonfosil—yakni energi nuklir dan energi terbarukan. Sejalan dengan arah tersebut, Indonesia telah menyusun peta jalan menuju NZE 2060 yang secara eksplisit memasukkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) ke dalam strategi transisi energi nasional. Langkah ini menandai babak baru dalam kebijakan energi Indonesia.
Meski demikian, Prof. Andang mengingatkan bahwa pengembangan teknologi nuklir global saat ini menghadapi tantangan fundamental, terutama karena sebagian besar PLTN masih menggunakan siklus bahan bakar uranium terbuka. Sistem ini menyebabkan dua persoalan utama: keterbatasan sumber daya uranium terbukti (limited resource) dan akumulasi limbah radioaktif berumur panjang.
“Perkembangan teknologi PLTN masih mengalami stagnasi karena mayoritas sistem yang ada menggunakan siklus bahan bakar uranium terbuka,” jelasnya (13/11/2025).
Untuk menjawab tantangan tersebut, Prof. Andang menawarkan arah pengembangan reaktor nuklir maju (advanced nuclear reactors) yang mengadopsi siklus bahan bakar tertutup, baik berbasis uranium maupun thorium. Melalui sistem ini, bahan bakar bekas dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali, sehingga meningkatkan efisiensi sumber daya sekaligus mengurangi volume dan umur limbah radioaktif. Pendekatan ini juga membuka peluang pemanfaatan energi laten dalam bahan bakar bekas yang selama ini terbuang pada sistem konvensional.
Dalam konteks tersebut, peran keilmuan Teknik Nuklir menjadi semakin strategis. Bidang ini tidak hanya berfokus pada desain dan keselamatan reaktor, tetapi juga mencakup riset material, manajemen limbah, serta integrasi sistem energi nuklir ke dalam bauran energi nasional. Prof. Andang menegaskan bahwa kemajuan teknologi reaktor maju akan menjadi faktor kunci dalam menentukan apakah energi nuklir dapat menjadi solusi yang benar-benar berkelanjutan di tengah krisis energi dan tuntutan dekarbonisasi global.
Dengan pandangan visioner tersebut, pengukuhan Prof. Andang Widi Harto tidak hanya menandai capaian akademik penting bagi Universitas Gadjah Mada, tetapi juga merepresentasikan komitmen keilmuan Indonesia dalam membangun masa depan energi yang mandiri, aman, dan berkelanjutan berbasis inovasi teknologi nuklir.