
Permasalahan sampah di Indonesia—khususnya Yogyakarta—telah menjelma menjadi momok menakutkan yang harus segera dituntaskan. Yap, ditutupnya TPS Piyungan beberapa tahun yang lalu masih menjadi kebingungan bagi banyak khalayak, bahkan sampai saat ini. Akan tetapi, jika ditilik lebih jauh, sebenarnya kita juga harus segera sadar dan mulai untuk mengurangi potensi timbulan sampah melalui gerakan konsumsi bijak dan menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle).
Berangkat dari alasan tersebut, Fakultas Teknik memulai perjalanan melawan sampahnya melalui gerakan zero plastic usage pada Juni 2024 di seluruh kantin FT. Tentu tidak itu saja yang dilakukan, juga dibangun TPS 3R bernama Grahakara Grafika dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar, serta mempromosikan circular economy dan tidak hanya fokus pada pengelolaan sampah, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi civitas akademika dan masyarakat luas.
Kini, TPS 3R Grahakara Grafika telah menjadi fasilitas unggulan bagi FT, bahkan kemarin (14/03) 5 Delegasi ASEAN University Network (AUN) datang ke sana untuk melakukan sebuah kunjungan kerja. Tepat pukul 13.00 mereka sampai di FT dan disambut hangat oleh Dekan beserta jajarannya. Awalnya, mereka menengok kantin SGLC dan mendapat penjelasan mengenai sistem no plastic usage, sistem self service, dan tempat sampah terpadu bagi sisa makan di seluruh kantin FT.
Selesai dari kantin, barulah mereka menumpangi electric vehicle milik UGM dan melenggang menuju TPS 3R Grahakara Grafika. Di sana, mereka telah ditunggu para pengelola TPS yang sudah siap memberikan sambutan hangat dan penjelasan lengkap mengenai sistem atau proses pengolahannya. Simak proses pengolahannya di sini!

Mereka juga turut melihat lele, hidroponik, dan berbagai tanaman yang tumbuh dengan memanfaatkan air yang telah didaur ulang. Kelak, hasil panen kebun TPS 3R—berupa terong dan pepaya—tersebut, juga menjadi oleh-oleh sebelum mereka kembali ke negara asalnya. Meskipun hanya berlangsung 30 menit, lima delegasi yang berasal dari Thailand dan Malaysia tampak antusias dengan penjelasan yang diberikan oleh pemrakarsa Grahakara Grafika, yaitu Prof. Ir. Wiratni S.T., M.T., Ph,.D., IPM.
Dari kunjungan ini, penulis turut berharap supaya Grahakara Grafika dapat menjadi pelopor bagi masyarakat luas untuk sadar akan gentingnya permasalahan sampah. (Humas FT: Taufik Rosyidi)