
Merancang sebuah jembatan bukanlah hal yang mudah, perlu perencanaan yang kompleks agar tak hanya menjadi sebuah struktur yang kokoh, tetapi hemat biaya dan efisien. Meskipun demikian, Tim GAMAW memilih untuk menjadikannya lebih kompleks dengan menerapkan blockchain technology pada jembatan rangka baja yang mereka rancang.
Selain blockchain technology, jembatan bernama Sthirata yang mereka rancang juga diintegrasikan dengan Building Information Modeling (BIM), optimasi struktur dengan VBA & Python, serta pemanfaatan mikroalga sebagai pembangkit listrik. Sthirata yang memiliki makna sebagai simbol keteguhan, kestabilan, dan keberlanjutan, dirancang tidak hanya sebagai infrastruktur yang kokoh, tetapi juga mengedepankan inovasi dan prinsip keberlanjutan.

Sistem pemantauan kondisi real-time melalui Structural Health Monitoring System (SHMS) dan M-Sthirata, serta penambahan tangga inspeksi untuk memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan juga diterapkan untuk melengkapi jembatan. Hasilnya? Mereka berhasil menjadi Juara 1 Fondasi Steel Bridge Competition 2025 dan mengalahkan tim dari ITS, UNJ, dan UNS. Tak hanya itu, gelar mereka terasa lebih lengkap setelah menyabet predikat Jembatan Tepat Rancang dan Jembatan Terunik.
Prestasi ini merupakan hasil dari kerja keras tim dan pihak-pihak terkait khususnya support team dari Gadjah Mada Bridge and Community (GMBB). Pencapaian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan membawa nama Universitas Gadjah Mada ke tingkat yang lebih tinggi, baik di kancah nasional maupun internasional. (Ditulis oleh Tim GAMAW)
Para bridge engineer:
- Muhammad Falah Naufal Moelia (Teknik Sipil 2022)
- Renhart Fongguart (Teknik Sipil 2022)
- Figo Valentino Widyatmiko (Teknik Sipil 2022)
Dosen Pembimbing: Akhmad Aminullah, ST.,MT., Ph.D.