
Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan lapangan dari dosen dan mahasiswa University of Dundee, Skotlandia pada tanggal 24—27 Februari 2025. Peserta kunjungan terdiri atas 3 dosen dan 16 mahasiswa dari Duncan of Jordanstone College of Art & Design.
Peserta dari University of Dundee tiba di Yogyakarta International Airport pada 22 Februari. Setelah berkenalan dengan tour guide dari UGM, mereka menuju ke hotel untuk beristirahat.
Museum Batik Yogyakarta menjadi destinasi pertama para peserta untuk mengeksplorasi kebudayaan Indonesia, tepatnya kebudayaan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sana, mereka dikenalkan mengenai proses pembuatan batik, alat bahan yang digunakan, filosofi, serta jenis-jenis batik yang ada di Indonesia seperti batik pesisir, batik Yogyakarta, dan batik Solo. Selain itu, peserta juga dijelaskan mengenai cara penyimpanan dan perawatan kain batik. Dengan kurang lebih 500 koleksi batik, museum ini sangat cocok sebagai pengenalan awal peserta terhadap kebudayaan batik.

Puas berkenalan dengan batik, peserta melenggang menuju Magelang, Jawa Tengah untuk berkunjung ke Candi Borobudur, salah satu situs warisan dunia yang menjadi ikon budaya Indonesia. Sesampainya di lokasi, para tamu disambut oleh pemandu wisata yang memberikan penjelasan mengenai sejarah, arsitektur, dan filosofi yang terkandung dalam relief-relief candi. Peserta tampak terkesan dengan keindahan Candi Borobudur.
Barulah pada Senin (24/02) kemarin, 19 partisipan berkunjung ke UGM untuk mengenal lebih jauh mengenai perguruan tinggi yang mempunyai julukan Kampus Kebudayaan ini. Fakultas Teknik menjadi tempat pertama bule-bule ini menginjakkan kakinya di UGM. Tiba di Jalan Grafika, peserta diajak berkeliling ke area SGLC dan departemen-departemen di teknik sembari diberi penjelasan mengenai Fakultas Teknik oleh pihak Humas FT. Tak hanya itu, peserta juga asyik melakukan swafoto maupun foto bersama di beberapa tempat yang menjadi ikon FT, seperti Paviliun CLT Nusantara dan Tugu Teknik.

Rampung dari Fakultas Teknik, para peserta melanjutkan kunjungannya ke Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM yang merupakan gedung baru di UGM yang direncanakan untuk memfasilitasi kegiatan mahasiswa di bidang seni, olahraga, budaya, maupun program-program pengembangan kepemimpinan dan kewirausahaan. Peserta berjalan-jalan hingga rooftop sembari pemandu dari GIK menjelaskan mengenai gedung tersebut. Sesampainya di rooftop, peserta berfoto bersama dan diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi area rooftop GIK. Selesai bersenang-senang, peserta diarahkan menuju UGM Shop untuk melihat-lihat dan membeli berbagai merchandise yang dijual, kemudian melanjutkan kunjungan dengan berkeliling UGM menggunakan bus kampus.
Setelah berkeliling UGM, peserta menuju ke Balairung untuk mengikuti perkuliahan mengenai batik. Materi pertama terkait pewarna alami Indonesia untuk tekstil disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Edia Rahayuningsih, M.S., IPU. Materi tersebut mencakup pesona dan potensi pewarna alami Indonesia, aplikasi pewarna alami, prospek dan kontribusi pewarna alami skala nasional hingga global. Prof. Edia juga membawa produk batik miliknya yang menggunakan pewarna alami dan menunjukkannya ke peserta.

Topik kedua meliputi jenis-jenis batik yang ada di Indonesia, ragam motifnya serta filosofinya yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Aswati Mindaryani, M.Sc. IPU. Topik tersebut juga mencakup perbedaan batik Solo dan Yogyakarta. Tak mau ketinggalan, Prof. Aswati membawa banyak koleksi kain batik yang motifnya beragam.
Ir. Andi Sudiarso, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., membawakan bahasan mengenai proses pembuatan batik sebagai pemateri terakhir. Dosen DTMI FT UGM tersebut menjelaskan runtut mulai dari alat dan bahan yang digunakan untuk membatik sampai cara-cara pembuatan batik menggunakan metode canting, cap, dan mesin.
Untuk menutup hari, peserta diberikan demonstrasi batik tulis, batik cap, dan batik digital oleh Batik Butimo. Selanjutnya, peserta juga diajak untuk membuat batik digital melalui aplikasi Batik 4.0 milik Batik Butimo untuk diaplikasikan besok saat berkunjung ke sana.
Meskipun kegiatan hari ini lebih panjang dan kompleks, peserta masih tampak antusias untuk menggali batik lebih dalam ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada ketiga dosen pemateri dan euforia saat membuat batik digital.
Yuk, kita turut bangga dan melestarikan kebudayaan Indonesia! (Humas FT)