Terdapat bangunan baru dan unik di Fakultas Teknik UGM. Terletak di taman infrastruktur antara Teknik Kimia, Teknik Mesin dan Industri serta Teknik Elektro dan TI. Bangunan ini disebut Rumah CLT Nusantara, atau banyak disebut sebagai Rumah Kayu. Tersusun oleh material yang hampir seluruhnya dari kayu, kecuali beberapa bagian pendukungnya.
Bangunan ini diinisiasi melalui kolaborasi antara UGM, ITB dan POLMAN Bandung serta didukung oleh mitra industri kayu terpercaya, PT. Hira Utama Group, dan mitra pendukung lainnya. Inovasi ini menghadirkan solusi konstruksi berkelanjutan dengan memanfaatkan kayu akasia dan material baja dalam negeri. Melalui Kedaireka 2023, program pengembangan ini menciptakan prototype paviliun CLT modular, mewujudkan visi konstruksi rumah berkelanjutan untuk masyarakat Indonesia
Saat ini rumah kayu dilengkapi dengan listrik tenaga surya untuk suplai listrik pada lampu, serta layar LED. Dilengkapi meja dan kursi, ruangan dalam dapat dimanfaatkan untuk rapat atau menerima tamu.
Beberapa peneliti yang terlibat pada pembangunan rumah kayu yaitu Ali Awaludin dan Muhamad Fauzi Darmawan dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM, bersama Ragil Widyorini, Greitta Kusuma Dewi, M. Donny Koerniawan, Dibya Kusyala, Yuliar Yasin Erlangga, Vinsensius Ivan Raditya, Adriana, Rofan Yulian Romansyah, Ferry, Gatra Dewa Oktananda, Hijas Musthafa, Gijs Van Seggelen, Intan Permatasari.
Para peneliti ini bermitra dengan dunia usaha dan dunia industri Kedaireka, yaitu PT. Hira Utama Group, dengan didukung oleh PT. Timber Solution Indonesia dan PT. Cahaya Fortuna Sejati. (Purwoko: Sumber web Rumah Kayu)
Selengkapnya https://ugm.id/paviliunCLTN