
Yogyakarta, 12 Juni 2025 — Universitas Gadjah Mada mengukuhkan Prof. Ir. Oyas Wahyunggoro, M.T., Ph.D., sebagai Guru Besar dalam bidang Sistem Kendali Heuristik. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Kendali Heuristik dan Aplikasinya serta Peluang Pengembangan di Dunia Otomotif”, Prof. Oyas menyoroti pentingnya pendekatan heuristik dalam menjawab tantangan sistem kendali modern, terutama dalam menghadapi kompleksitas dunia otomotif masa kini dan masa depan.
“Sistem cerdas yang dikombinasikan dengan sistem kendali berbasis heuristik disebut sebagai sistem kendali heuristik,” ungkap Prof. Oyas, menegaskan integrasi antara kecerdasan buatan dan teknik kendali sebagai solusi yang adaptif dan efisien terhadap ketidakpastian lingkungan dan dinamika sistem (12/6/2025).
Dalam era digital dan otomatisasi saat ini, istilah sistem cerdas semakin akrab di berbagai bidang. Sistem cerdas merujuk pada suatu sistem yang dirancang untuk menyelesaikan permasalahan teknis maupun non-teknis secara cepat, tepat, dan adaptif. Berdasarkan pendekatan pengembangannya, sistem cerdas terbagi ke dalam tiga kategori utama: sistem cerdas berbasis matematika, pembelajaran (learning-based), dan heuristik. Di antara ketiganya, pendekatan heuristik menonjol karena mengandalkan logika manusia, pengalaman praktis, dan prinsip-prinsip evolusi alami yang cocok untuk pencarian solusi dalam ruang kemungkinan yang sangat besar.
Lebih lanjut, Prof. Oyas menjelaskan mengenai sistem kendali, yakni sistem atau upaya sistematis yang dilakukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan yang dikehendaki. Secara struktural, sistem kendali dibagi menjadi dua jenis: open loop dan close loop. Akan tetapi, keduanya memiliki kekurangan yang signifikan bila digunakan secara terpisah. Karena alasan tersebut, praktik modern cenderung menggabungkan kedua struktur tersebut agar lebih tangguh terhadap gangguan dan responsif. Meskipun demikian, kombinasi ini sering kali menimbulkan kompleksitas dalam perancangan dan implementasinya. Untuk mengatasi hal tersebut, integrasi antara sistem kendali dan sistem cerdas menjadi pendekatan yang semakin relevan dan dibutuhkan.
Dari sinilah lahir konsep sistem kendali cerdas, sedangkan ketika pendekatan heuristik menjadi fondasinya, sistem tersebut dikenal sebagai sistem kendali heuristik. Sistem ini menggabungkan berbagai metode kecerdasan buatan seperti fuzzy logic controllers, genetic algorithms, dan kecerdasan lainnya. Dalam praktiknya, sistem kendali heuristik telah menunjukkan efektivitas di berbagai sektor, termasuk transportasi. Salah satu contohnya adalah pada sistem pengendalian kecepatan kereta Mass Rapid Transit (MRT), di mana penerapan sistem kendali heuristik berhasil menyederhanakan proses dan mempercepat waktu eksekusi hingga 17,3% pada lintasan konstan.
Dalam pidatonya, Prof. Oyas juga menekankan bahwa kecerdasan buatan sejatinya merupakan hasil dari logika, data, dan desain yang dirumuskan oleh manusia. Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa peran ilmuwan tidak hanya menciptakan sistem cerdas yang canggih, tetapi juga memastikan bahwa pengembangan teknologi ini tetap berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan, etika, dan kebermanfaatan.