Paviliun CLT Nusantara, karya riset Fakultas Teknik UGM, berhasil meraih penghargaan Best GREENSHIP Innovation pada GREENSHIP Award 2025. Penghargaan ini diberikan oleh Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia) sebagai apresiasi sebagai apresiasi terhadap penerapan solusi inovatif yang berdampak nyata terhadap keberlanjutan lingkungan dan transformasi sektor bangunan hijau di Indonesia. Penghargaan tersebut diterima secara langsung oleh Prof. Ali Awaludin, selaku perwakilan tim pengembang Paviliun CLT Nusantara. Penyerahan penghargaan dilakukan dalam acara penganugerahan GREENSHIP Award yang digelar pada Jumat, 5 Desember 2025, di Gunawarman Samisara Grand Ballroom, Sopo Del Office Tower.
Salah satu keunikan yang membuat paviliun ini menonjol adalah pemanfaatan Cross-Laminated Timber (CLT) berbahan kayu Akasia lokal. Penggunaan jenis kayu ini bukan sekadar pilihan konstruksi, tetapi merupakan upaya meningkatkan nilai tambah material lokal yang selama ini dianggap kurang bernilai struktural. Melalui rekayasa laminasi silang, kayu Akasia mampu mencapai kekuatan mekanis yang memungkinkan penggunaannya sebagai elemen struktural bangunan. Hal ini membuka peluang baru bagi industri konstruksi Indonesia untuk melibatkan sumber daya hutan lokal secara lebih berkelanjutan.
Tidak hanya menonjol dari segi material, Paviliun CLT Nusantara juga dirancang sebagai bangunan yang mandiri energi. Energi listrik diperoleh melalui sistem Hybrid Off-Grid Solar Power, lengkap dengan panel surya dan gel deep cycle battery yang memungkinkan bangunan beroperasi tanpa bergantung pada sumber energi konvensional. Sistem ini mendukung prinsip zero-emission energy, menjadikan paviliun sebagai contoh konkret penerapan energi terbarukan pada skala bangunan kecil.
Keefisienan energi diperkuat melalui penerapan Smart Light Control, yang mengatur intensitas pencahayaan lampu LED berdasarkan jumlah cahaya alami yang diterima ruangan. Selain itu, fitur IoT Smart Garden secara otomatis mengatur penyiraman tanaman pada fasad bangunan sesuai kebutuhan air, sehingga mengurangi pemborosan. Integrasi sistem ini menunjukkan bagaimana teknologi IoT dapat memperkuat konsep efisiensi energi, bahkan pada bangunan dengan ukuran minimal.
Pembangunan paviliun ini merupakan hasil kolaborasi para dosen Fakultas Teknik UGM bersama mitra industri, dengan tujuan menghadirkan solusi nyata terhadap permasalahan lingkungan dalam industri konstruksi. Melalui riset material lokal, pengembangan sistem energi terbarukan, serta penerapan teknologi bangunan pintar, paviliun ini menjadi model implementatif yang dapat direplikasikan pada skala lebih luas.
Prestasi yang diraih Paviliun CLT Nusantara memperlihatkan bahwa inovasi bangunan berkelanjutan tidak selalu membutuhkan material impor atau teknologi berskala besar. Justru melalui pendekatan material lokal, paviliun ini menawarkan arah baru bagi pengembangan konstruksi hijau di Indonesia. (Humas FT: Radaeva E)