
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim KKN-PPM UGM 2025 Bakung Senandika berhasil membuat peta persebaran angin untuk Desa Lorejo, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar. Peta ini disusun sebagai upaya mitigasi bencana puting beliung yang pernah melanda wilayah tersebut. Mengambil nama “Bakung Senandika”—yang bermakna “bersenang-senang bersama Bakung”—tim ini hadir dengan visi untuk memajukan serta menyejahterakan masyarakat sesuai bidang keahlian masing-masing dengan cara yang menyenangkan.
Roberta Alvina Anantya, mahasiswa Teknik Sipil UGM, menjadi sosok di balik lahirnya peta persebaran angin Desa Lorejo. Awalnya, ia berencana membuat peta persebaran bencana, tetapi setelah berdiskusi dengan perangkat desa lahirlah gagasan untuk membuat peta persebaran angin yang lebih relevan dengan kondisi desa.
“Pada awalnya mau buat Peta Persebaran Bencana, tetapi ketika sampai sana perangkat desa Lorejo lebih menyarankan untuk membuat Peta Persebaran Angin. Setelah aku telaah, akhirnya aku memutuskan untuk membuat Peta Persebaran Angin Lorejo,” ujar Vina (20/8/2025).
Pembuatan peta berlangsung selama tiga minggu melalui tahapan survei lapangan, pengolahan data, dan integrasi teknologi. Dalam pengerjaannya, Vina sempat menghadapi kendala teknis pada tahap pengolahan data. Data angin yang diperoleh dari tiga stasiun BMKG terdekat, yakni di Malang dan Kediri ternyata tidak cukup untuk mewakili kondisi di lapangan. Sebagai solusi, ia memutuskan untuk menggunakan pula data dari seluruh stasiun BMKG di Jawa Timur sehingga cakupan wilayah Blitar dapat lebih akurat. Proses ini ia lakukan secara otodidak dengan memanfaatkan perangkat lunak ArcGIS Pro.
Vina juga menegaskan bahwa suksesnya peta ini tidak lepas dari bantuan teman-teman tim KKN, mulai dari mahasiswa rumpun soshum yang membantu integrasi ke website hingga mahasiswa vokasi dari bidang SIG yang mendukung proses pemetaan. Dukungan masyarakat turut memperkuat keberhasilan program ini, baik melalui pemberian informasi lokasi saat survei maupun penyediaan dokumen lama desa yang bisa dijadikan acuan. Perangkat desa pun ikut terlibat aktif, tidak hanya memberikan masukan, tetapi juga mempelajari proses pemetaan agar dapat dilakukan secara mandiri pada masa mendatang.
Melalui peta persebaran angin ini, masyarakat dapat mengetahui arah dan kecepatan angin di wilayah Lorejo dan sekitarnya, memetakan potensi wilayah yang rawan terdampak bencana angin kencang, merencanakan waktu tanam dan panen yang lebih akurat, sekaligus memiliki dasar data spasial untuk mendukung pembangunan infrastruktur desa. Peta ini diharapkan tidak hanya menjadi hasil proyek KKN sekali jadi, melainkan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat dan perangkat desa. Ke depannya, Tim Bakung Senandika berharap peta tersebut bisa disosialisasikan lebih luas agar benar-benar berdampak pada kesejahteraan petani Lorejo khususnya dan masyarakat Bakung pada umumnya.
Sumber: Wawancara lansung dengan Roberta Alvina Anantya (20/08/2025)
Peta Persebaran Angin Desa Lorejo: Profil Desa Lorejo, Bakung, Blitar