Beberapa minggu terakhir, Kabupaten Sukabumi dilanda pergerakan tanah yang memengaruhi sejumlah kecamatan. Akibat tingginya curah hujan, fenomena ini memicu terjadi longsor dan banjir bandang yang tidak hanya merusak rumah namun hingga infrastruktur. Kondisi ini memaksa ratusan warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Bantuan untuk kebutuhan papan sudah banyak berdatangan dari banyak pihak, namun pengungsi mengeluhkan kenyamanan dari panas dan hujan yang mengguyur.
Melalui program KATGAMA Peduli, Keluarga Alumni Teknik Universitas Gadjah Mada (KATGAMA) hadir untuk membantu para pengungsi dengan membangun hunian sementara. Desain huntara ini merupakan hasil karya Prof. Eugenius Pradipto yang merupakan Guru Besar Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM. Program ini bertujuan untuk mengedepankan fungsi dan kenyamanan bagi para pengungsi.
Huntara Bambu KATGAMA memiliki ukuran 6 x 6 meter dan dirancang sebagai rumah panggung dengan atap pelupuh bambu. Konsep ini dibuat untuk menyesuaikan dengan kondisi cuaca yang panas dan curah hujan tinggi di daerah tersebut. Selain ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara, huntara ini juga dilengkapi ruang penyimpanan barang di bagian atas serta rak pada dinding. Huntara ini dirancang dapat digunakan hingga satu tahun, memberikan tempat tinggal sementara yang layak bagi warga terdampak.
Sebanyak 10 unit huntara direncanakan akan dibangun di Desa Lembur Sawah, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi dengan target mampu menampung hingga 40 keluarga. Proses pembangunan dimulai pada Senin, 23 Desember 2024 dan diharapkan selesai dalam waktu dua bulan. Selain itu, material lokal akan dimanfaatkan secara optimal, sekaligus melibatkan pemberdayaan warga dalam proses pembangunannya.
Huntara Bambu KATGAMA diharapkan menjadi solusi sementara yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pengungsi, sembari menunggu proses relokasi ke hunian tetap. (Haidar Hafizh Aulia/Review: Mega)