
Indonesia tengah menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbunan sampah nasional mencapai 33,9 juta ton per tahun, dengan lebih dari 50 persennya berasal dari sampah organik rumah tangga. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah organik dapat menghasilkan gas metana yang dampaknya terhadap pemanasan global jauh lebih besar dibandingkan karbon dioksida.
Menjawab persoalan tersebut, tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada menghadirkan inovasi pengelolaan sampah organik bernama WormiBox. Produk ini merupakan alat budidaya cacing tanah berbasis teknologi Internet of Things (IoT) yang mampu mengubah limbah organik menjadi pupuk bernilai ekonomi. WormiBox dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) 2025 sebagai wujud kontribusi nyata mahasiswa dalam mencari solusi berkelanjutan bagi lingkungan.
Ketua tim, Azkal Anas Ilmawan (Teknik Nuklir 2022), menyampaikan bahwa WormiBox hadir untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam mengelola limbah organik. “Sampah rumah tangga jumlahnya terus meningkat, sementara fasilitas pengelolaan terpusat semakin terbatas. WormiBox memberi peluang agar masyarakat dapat mengelola sampah sendiri sekaligus menghasilkan produk yang bermanfaat,” jelasnya.
WormiBox bekerja dengan memantau kondisi lingkungan secara otomatis, menjaga temperatur dan kelembaban yang sesuai sehingga mampu meningkatkan produktivitas cacing dalam mengurai limbah organik. Dengan cara ini, proses penguraian berlangsung lebih efisien, menghasilkan pupuk organik yang dapat digunakan kembali oleh masyarakat.
Produk WormiBox dipasarkan dengan harga Rp699.999. Tim menargetkan produk ini dapat menjangkau ibu rumah tangga, peternak cacing, serta pencinta lingkungan yang aktif mendorong gaya hidup ramah lingkungan. “Kami ingin WormiBox tidak hanya menjadi produk, tetapi juga gerakan yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada sampah yang mereka hasilkan,” tambah Azkal.
Anggota tim terdiri dari mahasiswa lintas disiplin, yaitu Fikriansyah Ridwan Pratama (Teknik Fisika 2023), Vidhyazputri Belva Aqila (Akuntansi 2023), Maulana Iqbal Pambudi (Ilmu dan Industri Peternakan 2023), serta Maureen Arsa Sanda Cantika (Sistem Informasi Geografis 2022). Dengan pendampingan dosen dari Fakultas Teknik, mereka berkolaborasi menggabungkan keahlian teknologi, manajemen, hingga pemasaran untuk menghasilkan produk yang berkelanjutan.
Ke depan, tim berencana memperluas jangkauan WormiBox dengan menggandeng pemerintah daerah, komunitas pengelolaan sampah, serta organisasi lingkungan. Harapannya, WormiBox tidak hanya digunakan di lingkup rumah tangga, tetapi juga dapat mendukung kebijakan desentralisasi pengelolaan sampah di berbagai daerah.
Melalui WormiBox, mahasiswa UGM menunjukkan bahwa inovasi sederhana berbasis teknologi bisa menjadi langkah penting dalam menjawab masalah lingkungan. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menciptakan solusi kreatif bagi keberlanjutan bumi.
Tulisan dan Dokumentasi oleh Tim PKM-K WormiBox
Anggota Tim:
1. Fikriansyah Ridwan Pratama (Teknik Fisika 2023),
2. Vidhyazputri Belva Aqila (Akuntansi 2023),
3. Maulana Iqbal Pambudi (Ilmu dan Industri Peternakan 2023), serta
4. Maureen Arsa Sanda Cantika (Sistem Informasi Geografis 2022)