Peranap, Riau—12 Desember 2024. Acara peletakan batu pertama prototipe pabrik asam humat di Izin Usaha Pertambangan (IUP) Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, diselenggarakan oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Acara ini mengundang berbagai pihak terkait, termasuk Universitas Gadjah Mada (UGM) dan sejumlah pemangku kepentingan lainnya. Penelitian yang dipimpin oleh salah satu peneliti dari Unconventional Geo-resources Research Group (UGRG)—salah satu pusat kajian di bawah naungan Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada—menjadi landasan utama terlaksananya proyek ini. Oleh karena itu, PTBA mengadakan acara ini sebagai bentuk realisasi kerja sama antara dunia akademik dan industri.
Direktur Utama PT Bukit Asam, Bapak Arsal Ismail, memberikan sambutan secara daring. Hadir pula perwakilan dari PT Bukit Asam, Ibu Dahlia Muchtar, perwakilan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Universitas Gadjah Mada yang diwakili oleh Prof. Ferian Anggara. Selain itu, sejumlah pemangku kepentingan dari sektor pemerintah dan swasta yang mendukung hilirisasi batu bara juga turut hadir.
Dalam sambutannya, Prof. Ferian Anggara, menjelaskan perjalanan panjang penelitian yang melatarbelakangi proyek ini yang dimulai sejak 2018. “Indonesia memiliki cadangan batu bara kalori rendah yang mencapai 35% dari total cadangan nasional. Dengan hilirisasi ini, kita tidak hanya memberikan nilai tambah bagi batu bara, tetapi juga mendukung pemanfaatan yang berkelanjutan melalui produk seperti asam humat yang dapat digunakan sebagai pembenah tanah sehingga mampu meningkatkan hasil pertanian,” ungkap Prof. Ferian.
Beliau menambahkan bahwa fabrikasi alat produksi dijadwalkan selesai pada awal 2025 di Yogyakarta, dengan rencana pemindahan dan pengoperasian di Peranap pada Agustus mendatang.
Ibu Dahlia Muchtar, sebagai perwakilan dari PT Bukit Asam, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang telah terjalin dengan UGM. Menurutnya, sinergi ini menunjukkan bagaimana riset akademik dapat memenuhi kebutuhan industri dalam mendiversifikasi bisnis. “Hasil penelitian ini sangat penting bagi kami untuk mengoptimalkan batu bara kalori rendah menjadi produk seperti asam humat yang tidak hanya bernilai ekonomis tinggi, tetapi juga mendukung sektor pertanian dan reklamasi lahan,” ujar beliau.
Produk asam humat yang dikembangkan memiliki keunggulan signifikan dalam membenahi kualitas media tanam sehingga berkontribusi pada pengurangan penggunaan pupuk kimia. Prof. Ferian menekankan bahwa produk ini dapat diadaptasi sesuai kebutuhan pasar, baik dalam bentuk cair maupun padat. Keunggulan lainnya adalah kemampuannya untuk memperbaiki media tanam di lahan-lahan kritis—termasuk bekas tambang—sehingga mendukung agenda pemerintah dalam program swasembada pangan dan konservasi lingkungan.
Dalam wawancara terpisah, Prof. Ferian menjelaskan peran lebih luas yang dapat dilakukan oleh UGM sebagai perguruan tinggi sekaligus mitra bagi PTBA. Menurutnya, UGM memiliki komitmen untuk terus mengembangkan penelitian yang berfokus pada peningkatan nilai tambah, baik untuk komoditas batu bara maupun hilirisasi sumber daya alam lainnya di Indonesia. “Harapannya kita bisa tidak hanya melakukan ekspor raw material, tetapi mendukung industri mulai dari hulu hingga hilir. Selain itu, melalui konsep circular economy, kita juga bisa memanfaatkan produk samping yang selama ini dianggap limbah agar memiliki nilai tambah ekonomis,” ujar Prof. Ferian.
Beliau juga menekankan kontinuitas investasi ilmu pengetahuan dari UGM untuk PTBA. Sejak kerja sama dimulai pada 2018, UGM dan PTBA telah melakukan berbagai riset strategis, mulai dari eksplorasi sumber daya batu bara hingga pemanfaatan fly ash dan bottom ash secara komprehensif. “Saat ini, fokus kami adalah mendukung pembangunan pabrik asam humat yang baru saja dimulai. Ke depan, kami berharap kapasitas produksi dapat ditingkatkan agar dampaknya lebih luas, baik untuk sektor tambang maupun untuk mendukung swasembada pangan nasional,” jelas Prof. Ferian.
Puncak acara ditandai dengan peletakan batu pertama secara simbolis oleh perwakilan pejabat yang hadir langsung di lokasi. Prosesi ini menjadi simbol komitmen bersama untuk mewujudkan hilirisasi batu bara kalori rendah menjadi produk yang bermanfaat luas. Kegiatan ini mencerminkan sinergi erat antara UGM, PTBA, dan pemerintah, sekaligus memberikan harapan besar bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan manfaat nyata dari hasil penelitian ini. Dengan langkah strategis ini, PTBA dan UGM berkomitmen untuk mendorong transformasi bisnis berbasis inovasi yang berkelanjutan. (Apri Rohmanto, Disunting oleh Humas FT: Taufik Rosyidi)