Yogyakarta, 13 Agustus 2025 – Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali melahirkan inovasi penting yang memadukan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dengan pelestarian budaya. Agus Eko Minarno, mahasiswa Program Doktor Teknik Elektro, berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Batik RVGAN: A Generative Adversarial Network with Retrieval for Generating Batik Motif Synthesis” di hadapan Dewan Penguji pada 20 Juni 2025. Penelitian ini menawarkan terobosan baru dalam pengembangan motif batik sintetis yang tidak hanya inovatif, tetapi juga mempertahankan nilai estetika dan filosofi batik tradisional.
Batik RVGAN: Teknologi yang Menjaga Filosofi Batik
Batik RVGAN merupakan pengembangan teknologi berbasis AI yang menggabungkan dua metode canggih, yaitu Image Retrieval berbasis Convolutional Neural Network (CNN) dan Generative Adversarial Network (GAN). Pendekatan ini memungkinkan pemilihan motif yang relevan sebelum proses generasi sehingga motif sintetis yang dihasilkan lebih harmonis, estetis, dan sesuai dengan pakem budaya.
“Pendekatan image retrieval membantu sistem memilih dua motif yang relevan untuk dikombinasikan, sehingga hasil akhirnya tidak hanya artistik tetapi juga memiliki keselarasan visual yang tinggi,” jelas Agus Eko Minarno. Batik RVGAN juga dioptimasi menggunakan teknik Pixel Shuffle pada model generator untuk meningkatkan ketajaman detail dan Batch Normalization pada discriminator untuk menjaga stabilitas pelatihan model. Selain itu, pengembangan Perceptual Loss dengan BatikNet sebagai feature extractor membuat model mampu menghasilkan motif yang sesuai dengan persepsi visual manusia.
Hasil Uji Kuat dan Dataset Baru
Batik RVGAN telah diuji menggunakan empat dataset utama, yaitu Batik MLCV, Batik Nitik Sarimbit 120, Batik Nitik 252, dan Batik ITB. Hasil evaluasi kuantitatif menunjukkan penurunan nilai Fréchet Inception Distance (FID) hingga 12,61, yang menandakan kualitas motif sintetis semakin mendekati motif asli. Selain itu, pengujian kualitatif yang melibatkan 325 responden menunjukkan bahwa lebih dari 80% responden memilih motif Batik RVGAN sebagai motif terbaik dibandingkan dengan model sebelumnya, Batik GAN SL dan Batik GAN CL.
Penelitian ini juga menghasilkan dua dataset primer baru, yaitu Batik Nitik 960 dan Batik Nitik Sarimbit 120, yang berisi ribuan citra batik beresolusi tinggi lengkap dengan nama dan filosofi motif. Kedua dataset ini telah dikurasi oleh Dewan Pakar PPBI Sekar Jagad Yogyakarta dan menjadi dataset batik pertama di dunia yang dipublikasikan secara terbuka untuk kepentingan penelitian internasional.
Dukungan dari PPBI Sekar Jagad dan Para Pakar Batik
Penelitian Batik RVGAN mendapat dukungan penuh dari PPBI Sekar Jagad serta para pakar batik terkemuka, yaitu Afif Syakur, Suhartanto, Hani Winotosastro, dan Abdul Syukur, yang terlibat dalam proses kurasi dan validasi dataset. Kehadiran para pakar ini memastikan bahwa setiap motif sintetis yang dihasilkan tetap sesuai dengan filosofi batik yang telah diwariskan turun-temurun.
Afif Syakur, Ketua PPBI Sekar Jagad Yogyakarta sekaligus pakar batik Nitik, menyatakan bahwa penelitian ini memberikan dampak yang sangat positif.
“Batik Nitik adalah warisan budaya yang sarat makna, dan penelitian ini membuka peluang baru untuk memperkaya motif-motifnya tanpa menghilangkan pakem tradisional. Batik RVGAN dapat membantu generasi muda dan desainer batik untuk bereksperimen dengan motif baru yang tetap sesuai dengan filosofi dan nilai budaya yang ada,” ujar Afif Syakur.
Manfaat Bagi Peneliti dan Pengrajin Batik
Prof. Ir. Hanung Adi Nugroho, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., SMIEEE., selaku Promotor penelitian menyatakan bahwa Batik RVGAN memiliki potensi besar tidak hanya di dunia akademik tetapi juga untuk pengembangan industri batik di Indonesia. “Inovasi ini bisa dimanfaatkan langsung oleh desainer dan pengrajin batik untuk mengeksplorasi kombinasi motif baru dengan waktu yang lebih singkat. Ini mendukung keberlanjutan batik sebagai warisan budaya sekaligus membuka peluang industri kreatif yang lebih luas,” ungkap Prof. Hanung.
Ko-Promotor penelitian, Dr. Indah Soesanti, S.T., M.T., menambahkan bahwa Batik RVGAN dapat membantu generasi muda mengenal filosofi batik. “Selain menghasilkan motif yang estetis, teknologi ini tetap mempertahankan filosofi yang terkandung dalam motif asli. Hal ini penting untuk memastikan bahwa inovasi tidak menghilangkan akar budaya,” jelasnya.
Harapan ke Depan
Agus Eko Minarno berharap Batik RVGAN dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi aplikasi berbasis web maupun mobile yang dapat diakses oleh desainer, pengrajin, maupun masyarakat umum. “Dengan aplikasi ini, pengguna dapat mengeksplorasi desain motif baru dalam hitungan detik, sehingga dapat menghemat waktu dibandingkan proses desain manual yang memerlukan waktu lama,” pungkas Agus.
Selain itu, penelitian ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya dalam mendukung industri, inovasi, infrastruktur, serta pelestarian budaya melalui teknologi.
Tentang Penelitian
Disertasi ini merupakan hasil penelitian Agus Eko Minarno di bawah bimbingan Promotor Prof. Ir. Hanung Adi Nugroho, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., SMIEEE., dan Ko-Promotor Dr. Indah Soesanti, S.T., M.T. Penelitian ini telah disetujui dan diterima oleh Program Doktor Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Doktor.