
Bertempat di area persawahan, Dusun Macanan, Desa Binomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, peneliti Unconventional Geo-resources Research Group (UGRG) Fakultas Teknik UGM menggelar acara panen padi dengan menggunakan produk Asam Humat dari batubara peringkat rendah, yang merupakan hasil kolaborasi peneliti bersama dengan PT Bukit Asam Tbk dan Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi. Berbeda dengan panen perdana yang dilaksanakan pada Jumat (27/09), fokus utama panen kedua ini untuk melihat pengaruh penambahan GamaHumat yang merupakan ekstrasi kalium humat yang dihasilkan dari batubara kalori rendah hasil produksi di PT Bukit Asam, yang dikombinasikan dengan nanosilika yang berasal dari geothermal brine dari Geodipa
Prof. Ferian selaku ketua tim peneliti menyampaikan bahwa, kedua kombinasi ini dapat mengurangi penggunaan pupuk namun menghasilkan panen yang tetap sama.
“Penambahan GamaHumat dan nanosilika merupakan bagian dari mitigasi terhadap ketahanan terhadap hama maupun perubahan musim, dan dapat juga diterapkan pada lahan pertanian mina padi”.
Acara pada pagi hari ini merupakan salah satu implementasi hilirisasi batubara yang saat ini didorong oleh Pemerintah, terutama batubara kalori rendah.
“Kami berharap kerja sama pengembangan Batubara dan hilirisasi ini dapat menjadi program dan menjadi hal yang utama untuk mendukung ketahanan pangan”
AVP Eksplorasi R&D dan Inovasi PT Bukit Asam, Bagus Totok Purnama.
Program GamaHumat yang diinisiasi oleh peneliti di UGM ini menjadi bagian penting program nasional dalam hal hilirisasi dan ketahanan pangan.
“Para peneliti berhasil mengoptimalkan batubara kalori rendah yang saat ini tidak dapat dijadikan konsumsi energi, dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan”
Ketua Tim Keprospekan dan Evaluasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara (ESDM), Eko Budi Cahyono.
Panen padi menggunakan variasi Gamahumat dan Nanosilika ini merupakan solusi nyata dalam meningkatkan produktivitas pertanian yang berkelanjutan. Selain mendukung efisiensi penggunaan pupuk dan ketahanan tanaman terhadap perubahan iklim, pendekatan ini juga sejalan dengan upaya pencapaian di bidang ketahanan pangan dan inovasi pertanian. Kedepan, kolaborasi antara peneliti, industri, dan pemerintah diharapkan terus terjalin untuk memperluas penerapan teknologi ini di berbagai daerah. (Mega Setyowati)