
Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan sebuah sistem terintegrasi berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) untuk mendukung efektivitas Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sistem yang dinamai Sustainable Integrated Kitchen System (SIKE) ini dirancang untuk mengatasi sejumlah tantangan dalam implementasi MBG, seperti ketidaksesuaian menu dengan selera anak, potensi food waste, dan manajemen rantai pasok yang belum optimal.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu kebijakan strategis pemerintah Indonesia untuk memastikan pemenuhan gizi anak sekolah dasar. Namun, dalam pelaksanaannya, program ini masih menghadapi berbagai tantangan, seperti ketidaksesuaian menu dengan selera anak, potensi keracunan akibat makanan basi, serta tingginya limbah makanan yang justru bertolak belakang dengan tujuan awal. Berdasarkan laporan UNICEF (2024), Indonesia masih menghadapi masalah malnutrisi dengan prevalensi stunting sebesar 21,5% dan wasting 8,5%. Di sisi lain, hampir setengah dari anak-anak Indonesia hidup dalam kondisi kemiskinan pangan. Fakta ini mempertegas urgensi perbaikan sistem pendukung MBG agar lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Menjawab tantangan tersebut, tim PKM-Video Gagasan Konstruktif (VGK) Universitas Gadjah Mada yang terdiri dari Muhammad Afnand Kabhila (Teknik Sipil 2023) sebagai ketua tim, dengan anggota Fauzi Septriantoro (Teknik Sipil 2023), Muhammad Rizky Khoirul Amar (Teknik Sipil 2023), Safira Mahardika Rahayu (Teknik Geologi 2023), dan Muhammad Firdaus Ar Riza (Teknik Geodesi 2023), mengembangkan sistem terintegrasi bernama Sustainable Integrated Kitchen System (SIKE). Sistem ini memanfaatkan AI dan IoT untuk mengoptimalkan rantai pasokan makanan sekaligus mengolah limbah sisa menjadi energi terbarukan. Dalam pengembangannya, tim ini dibimbing oleh Ni Nyoman Nepi Marleni, S.T., M.Sc., Ph.D.
SIKE dirancang dengan dua level prioritas. Pertama, sistem ini mengoptimalkan manajemen rantai pasok makanan (food supply chain management/FSCM) dengan memantau ketersediaan dan kualitas bahan baku dari produsen lokal hingga distribusi ke sekolah. Data preferensi makanan anak dikumpulkan melalui survei dan diolah oleh AI untuk menyusun menu yang sesuai dengan selera dan kebutuhan gizi masing-masing siswa. Pendekatan ini diharapkan dapat mengurangi pemborosan makanan dan memastikan asupan gizi yang tepat.
Kedua, SIKE mengintegrasikan pengolahan limbah makanan sisa dengan menggunakan sensor berat (load cell) transduser yang mengubah gaya mekanis (berat atau beban) menjadi sinyal listrik yang dapat diukur akan dipasang di tempat sampah sekolah yang menjadi sasaran program. Data dari sensor diproses melalui IoT dan AI untuk menjadwalkan pengambilan limbah secara efisien. Limbah yang terkumpul kemudian diolah melalui proses filtrasi, pencacahan, dan homogenisasi sebelum dimasukkan ke dalam reaktor biogas. Hasilnya, biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi bersih untuk keperluan dapur MBG, sementara sisa padatnya dapat dijadikan pupuk organik. Data yang didapat dari load cell dapat menghasilkan preferensi tingkat kepuasan menu MBG dilihat melalui jumlah limbah yang dihasilkan dalam beberapa periode waktu tertentu. “Data berat limbah ini tidak hanya untuk mengoptimalkan jadwal pengangkutan sampah, tetapi juga menjadi indikator objektif untuk mengevaluasi penerimaan menu oleh siswa,” tambah Afnand. Semakin sedikit limbah yang dihasilkan, semakin tinggi tingkat penerimaan suatu menu.
SIKE tidak hanya fokus pada aspek nutrisi, tetapi juga menyelesaikan masalah limbah dengan pendekatan sirkular. Sistem ini menggabungkan AI untuk prediksi kebutuhan makanan dan IoT untuk monitoring limbah, sehingga menciptakan ekosistem MBG yang berkelanjutan. Selain itu, integrasi dengan biogas sebagai energi terbarukan menjadikan SIKE relevan dengan isu lingkungan dan ketahanan energi.
SIKE diharapkan dapat menjadi solusi nyata dalam mendukung kebijakan MBG, terutama dalam mengurangi angka pemborosan makanan, memastikan kecukupan gizi anak, serta mendukung transisi energi hijau di tingkat sekolah. Luaran dari program ini berupa video gagasan konstruktif yang akan dipublikasikan melalui YouTube dan media sosial, serta laporan kemajuan dan akhir yang dapat dijadikan referensi pengembangan lebih lanjut.
Dengan pendekatan yang sistematis dan berbasis teknologi, SIKE diproyeksikan tidak hanya menjawab masalah teknis pelaksanaan MBG, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kelestarian lingkungan, sejalan dengan tema PKM 2025 yaitu “Kesehatan dan Gizi Masyarakat”.
Tulisan oleh Tim PKM-VGK 2025 SIKE
Anggota Tim:
1. Muhammad Afnand Kabhila (Teknik Sipil 2023),
2. Fauzi Septriantoro (Teknik Sipil 2023),
3. Muhammad Rizky Khoirul Amar (Teknik Sipil 2023),
4. Safira Mahardika Rahayu (Teknik Geologi 2023), dan
5. Muhammad Firdaus Ar Riza (Teknik Geodesi 2023),
Dosen Pembimbing: Ni Nyoman Nepi Marleni, S.T., M.Sc., Ph.D.