
Tim Digdaya berhasil meraih Juara 1 dalam ajang National Bridge Design Competition (NBDC) pada rangkaian Civil Engineering Festival 2025 di Politeknik Negeri Jakarta. Kompetisi ini mempertemukan tim-tim terbaik dari berbagai perguruan tinggi ini berlangsung pada 29–30 Agustus 2025. Tim Digdaya terdiri atas mahasiswa angkatan 2023, yakni Muhammad Afifuddin Noufal, Muhammad Auguzt Riansyah, dan Radaeva Errisya Syam.
Pada tahun ini, NBDC mengusung tema infrastruktur resilien sejalan dengan tema besar CIVFEST 2025, yaitu “Building Infrastructure Resilience in Facing Future Challenges”. Seluruh peserta ditantang untuk merancang tied arch bridge dengan bentang utama 140 meter di Bireuen, Aceh, sebuah kawasan yang dikenal rawan bencana. Tantangan tersebut menguji kreativitas, ketelitian analisis struktur, serta kemampuan peserta dalam menghadirkan desain yang tidak hanya aman dan ekonomis, tetapi juga tangguh dan berkelanjutan.
Menjawab tantangan tersebut, Tim Digdaya menghadirkan karya inovatif bertajuk Jembatan Aksa Samodra. Untuk memastikan desain jembatan benar-benar optimal, tim melakukan empat tahap optimasi struktur, yaitu optimasi geometri, optimasi sudut inklinasi hanger, optimasi profil jembatan, serta optimasi sudut inklinasi arch. Salah satu inovasi utama hasil dari optimasi ini adalah penggunaan profil non-prismatik, yang mampu meminimalkan penggunaan material dan tetap memenuhi standar keamanan yang berlaku.
Tak hanya pada struktur utama, Tim Digdaya juga melakukan optimasi perletakan sensor Structural Health Monitoring System (SHMS). Sistem ini berfungsi untuk memantau kondisi jembatan secara real-time, mendeteksi potensi kerusakan sejak dini, dan memberikan data penting untuk perawatan berkala. Dalam proses optimasi, tim menentukan jumlah serta posisi sensor secara optimal dengan metode interpolasi Lagrange, sehingga diperoleh kombinasi sensor yang paling efisien dalam memantau perilaku struktur.
“Visi kami adalah untuk merancang yang relevan di ‘dulu, kini, dan nanti’—‘dulu’ berarti tetap mempertahankan kebudayaan lokal, ‘kini’ artinya mampu menjadi solusi konektivitas saat ini, sedangkan ‘nanti’ artinya tangguh dan berkelanjutan,” ujar Errisya, salah satu anggota tim (5/9/2025).
Lebih lanjut, Tim Digdaya mengintegrasikan pemodelan Building Information Modeling (BIM) 3D-7D dalam proses perancangan. Secara keseluruhan, Jembatan Aksa Samodra mengedepankan konsep resilient infrastructure, dengan mempertimbangkan ketahanan terhadap potensi bencana, pemanfaatan material ramah lingkungan, serta integrasi teknologi cerdas untuk mendukung keamanan dan efisiensi jembatan.
Kemenangan Tim Digdaya menjadi bukti nyata kemampuan generasi muda Indonesia dalam menghadirkan solusi infrastruktur yang tangguh, inovatif, dan berkelanjutan. Prestasi ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.
Anggota Tim Digdaya:
- Muhammad Afifuddin Noufal (Sekolah Vokasi, 2023)
- Muhammad Auguzt Riansyah (Teknik Sipil, 2023)
- Radaeva Errisya Syam (Teknik Sipil, 2023)
Dosen Pembimbing: Ir. Angga Trisna Yudhistira, S.T., M.Eng., ACPE.