YOGYAKARTA – Suasana duka menyelimuti civitas akademika UGM. Salah satu putra terbaiknya telah berpulang. Ia adalah Prof. Ir. Morisco, Ph.D., yang dikenal sebagai salah satu pakar bambu di Indonesia. Guru Besar Fakultas Teknik ini meninggal dalam usia 66 tahun pada hari Rabu, 24 Agustus 2011 pukul 22.15 di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, setelah selama 4 minggu dirawat.
Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., menyampaikan ucapan belasungkawa dan duka cita atas berpulangnya almarhum. Semasa hidupnya, Prof. Morisco banyak melakukan penelitian tentang bambu. Dalam pidato pengukuhan guru besarnya, disampaikannya tentang pemberdayaan bambu untuk kesejahteraan rakyat dan kelestarian lingkungan. “Untuk mengatasi kebutuhan kayu dan mebel, dibutuhkan bahan lain pengganti kayu. Bambu sebagai pilihan karena mudah ditanam dan memiliki kekuatan yang hampir sama dengan baja,” kata Rektor dalam upacara penyemayaman jenazah di Balairung UGM, Kamis (25/8).
Morisco dilahirkan di Solo, 8 Februari 1945. Pendidikannya dimulai di SR Negeri Purwoprajan Solo (1957), SMP Nasional Solo (1961), dan SMAN 1 Solo (1964). Kemudian, pendidikan sarjana teknik sipil ditempuhnya di UGM hingga lulus pada 1975. Gelar doktor diraih di City University, London, UK, tahun 1986. Selama berkarier, Morisco pernah menjadi Dekan Fakultas Teknik Universitas Mataram (1988-2000), Pengelola Program S-2 Teknik Sipil UGM (2002-2006), dan terakhir menjabat Kepala Laboratorium Teknik Struktur, Jurusan Teknik Sipil UGM, sejak 2002. Dalam keanggotaan asosiasi profesi, Morisco aktif dalam Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) dan Pecinta Bambu Indonesia (Perbindo).
Penelitian tentang bambu sudah dimulainya pada tahun 1993 dan berhasil memperoleh hak paten. Morisco berhasil mengembangkan cara penyambungan bambu dengan pengisi, alat pengawetan bambu dengan tekanan, pelat dinding beton pracetak dengan tulangan bambu, dan bambu laminasi. Khusus utnuk bambu laminasi, dalam bentuk balok dapat diaplikasikan untuk kusen. “Semoga sumbangsih, keteladan, dan keluhuran almarhum bisa menjadi contoh bagi generasi berikutnya. Semoga murid-muridnya bisa meneruskan dan menginspirasi keilmuannya secara berkelanjutan,” pungkas Rektor. (Humas UGM/Gusti Grehenson)
sumber: www.ugm.ac.id