YOGYAKARTA-Sebanyak 19 negara dari tiga benua yaitu Asia, Afrika dan Amerika mulai hari ini hingga 28 September 2010 mendatang akan mengikuti Olimpiade Internasional Kebumian ke-4 (International Earth Science Olympiad 2010/IESO) di Yogyakarta. 19 negara tersebut yaitu AS, Filipina, India, Indonesia, Italia, Jepang, Kamboja, Korea, Kuwait, Maladewa, Nepal, Nigeria, Rumania, Rusia, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, dan Ukraina dan satu negara observer yakni Perancis.Acara pembukaan olimpiade tersebut telah dilaksanakan hari ini, Senin (20/9) di bangsal Kepatihan Yogyakarta.
“Disamping itu untuk memberikan kesempatan para siswa SMA untuk memperluas pengalamannya melalui pertukaran pengalaman dengan teman sebaya dari negara lain,” ujar Didik.
Dijelaskan Didik, dipilihnya Yogyakarta sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade Internasional Kebumian mengingat kota ini sebagai kota budaya dan pelajar. Dikatakan kota budaya karena menyimpan warisan budaya, terutama budaya Jawa, yang sangat kaya. Kota ini dikatakan sebagai kota pelajar karena menampung pelajar dari seluruh Indonesia.
“ Untuk itu kami menganjurkan kepada para peserta dan juri maupun pengamat untuk bisa meluangkan waktu melihat-lihat kebudayaan dan karakteristik Yogyakarta sebagai kota pelajar, ketika kompetisi ini nanti usai,” harapnya.
Sementara itu Mendiknas Prof Dr Ir Muhammad Nuh, DEA dalam sambutan pembukaannya yang dibacakan oleh Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Prof Suyanto, PhD menyambut baik diadakannya olimpiade internasional kebumian ini. Mendiknas berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran tentang konservasi alam yang merupakan masalah yang telah menjadi perhatian bagi para pemimpin dunia, politisi, serta akademisi.
‘ Dengan kegiatan ini nantinya bisa menjadi terobosan ilmiah bagaimana menyelematkan alam kita dari pengrusakan lebih lanjut,” urai Mendiknas.
Di tempat yang sama ketua Jurusan Teknik Geologi UGM Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. menambahkan olimpiade kebumian ini berbeda dengan kegiatan olimpiade yang telah digelar seperti olimpiade Metematika dsb. Dalam olimpiade kebumian nantinya para peserta akan dihadapkan pada kegiatan tes tertulis maupun terjun langsung di lapangan.
“Untuk praktek lapangan diadakan di beberapa lokasi seperti Kali Ngalang Gunung Kidul (Bidang Geologi), Lapangan GSP UGM (Bidang Meteorologi), Lapangan TNI AU Gading Gunung Kidul (Pengamatan astronomi) dan pantai Baron (Bidang Oseanografi),” tambahnya.
Ia menjelaskan kegiatan ini sekaligus nantinya akan semakin memberikan perhatian kepada para peneliti muda khususnya untuk menjaga bumi yang semakin rusak karena dieksploitasi. Sayangnya, meski eksploitasi bumi terus terjadi ilmu kebumian yang relative baru ini belum banyak dimanfaatkan/berperan.
“ Harusnya melalui ilmu kebumian ini para peneliti bisa berperan. Apalagi juga Indonesia memiliki populasi penduduk terbesar ke-4 di dunia dan kondisi buminya cukup dinamis,” kata Dikorita.
Disamping akan mengikuti kegiatan tes tertulis dan praktek, para peserta dan tim leader juga akan melakukan kunjungan wisata di beberapa tempat wisata seperti museum Gunung Merapi, Kraton Yogyakarta, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Taman Pintar, Malioboro serta menyaksikan Pentas Ramayana.
Sementara untuk tim IESO Indonesia terdiri dari Ardy Ramadhan (SMAN 48 Jakarta), Asri Oktavioni (SMAN 8 Jakarta), Ega Gita Prasastia (SMAN 2 Purwokerto), Fajar Febiani Amanda (SMAN 1 Banjarnegara), I Wayan Punia Raharja (SMAN 1 Amlapura), Kamil Ismail (MAN Insan Cendekia Serpong Banten), Mikey (SMAN 1 Pekanbaru), dan Rio Priandri Nugroho ( SMAN 3 Yogyakarta). Mereka nantinya akan dibagi dalam dua tim, yaitu Tim A dan Tim B (Humas UGM/Satria)