Siapa sangka, mahasiswa yang sebelumnya dikenal sebagai andalan Universitas Gadjah Mada (UGM) di dunia e-sport kini justru bersinar dalam kompetisi akademik Teknik Sipil tingkat nasional. Sosok tersebut adalah Muhammad Auguzt Riansyah, mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 2023.
Auguzt baru mulai memfokuskan diri pada bidang jembatan saat memasuki semester empat. Meski tergolong baru menapaki dunia kompetisi struktur, prestasinya langsung mencuri perhatian. Dalam waktu singkat, ia menjelma menjadi salah satu talenta paling menjanjikan di ranah kompetisi jembatan nasional.
Tiga Semester Melalang Buana sebagai Jagoan E-sport Universitas
Pada awal perkuliahan, Auguzt lebih banyak mengembangkan diri di luar ranah akademik. Salah satu wadah utama yang ia tekuni adalah UKM UGM Esport. Di sanalah ia mencurahkan energi, fokus, dan ambisi kompetitifnya, hingga berulang kali mengharumkan nama universitas dalam berbagai turnamen.
“Aku punya satu habit, di mana aku lebih suka berkompetisi apa pun itu. Dan habit itu yang membuat aku selalu fokus dengan apa yang aku kerjakan,” ungkap Auguzt (21/11/2025).
Deretan prestasi yang ia raih di dunia e-sport tidak main-main. Ia tercatat sebagai Juara 1 Porsenigama Cabang MLBB, Juara 1 POMDA DIY Cabang MLBB 2024, Juara 1 IPB E-SPORT X NEVERDIE MLBB 2024, serta sejumlah podium nasional lainnya. Pengalaman bertanding di level tinggi—mulai dari strategi, tekanan, hingga pembentukan mental kompetitif—ternyata menjadi modal penting dalam perjalanan akademiknya di kemudian hari.
Langkah Awal Auguzt di Kompetisi Jembatan
Perubahan besar dalam perjalanan Auguzt dimulai pada penghujung semester tiga. Ia mulai menyadari bahwa sudah waktunya menata ulang prioritas dan kembali memusatkan perhatian pada akademik.
“Di akhir semester tiga aku merasa bahwa ini bukan waktunya lagi untuk mengejar hal di luar akademik. Apalagi sebelumnya akademikku lumayan terabaikan. Akhirnya, di semester empat aku mulai fokus. Dan salah satunya dengan join GMBB, komunitas yang mewadahi lomba akademik, khususnya di jembatan dan gedung,” tuturnya (21/11/2025).
Melalui komunitas GMBB, Auguzt menemukan ketertarikan baru pada dunia jembatan. Kompetisi pertama yang ia ikuti berlangsung di Universitas Diponegoro (UNDIP). Meski hasil yang diraih belum memuaskan, pengalaman tersebut justru menjadi titik pembelajaran yang sangat berharga.
“Memang hasilnya tidak memuaskan, tetapi di situ aku mendapatkan banyak pelajaran. Salah satu yang paling penting adalah manajemen waktu, bagaimana kita harus mengerjakan bagian ini dan itu secara tepat,” kenangnya (21/11/2025).
Evaluasi dari kegagalan pertama itu langsung membuahkan hasil. Pada kompetisi berikutnya, Bridge Design Competition ECIVE 2025, Auguzt bersama tim berhasil meraih Juara 1. Sejak saat itu, pemahamannya terhadap standar penilaian dan ekspektasi juri semakin matang.
“Mulai dari situ, aku mulai ikut lomba-lomba dan sudah mendapat pemahaman tentang apa yang dinilai baik di mata juri,” jelasnya (21/11/2025).
Kesuksesan tersebut berlanjut. Pada akhir semester empat, Auguzt kembali meraih Juara 1 National Bridge Design Competition CIVFEST 2025. Di waktu yang hampir bersamaan, ia juga tengah menyusun proposal untuk Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI). Timnya, Digdaya, pun resmi lolos ke babak final KJI XX 2025 untuk kategori Jembatan Rangka.
Perjalanan Auguzt di Panggung KJI
“Aku haus akan lomba. Makanya aku mencari lomba dengan skala paling besar di bidang jembatan,” ujar Auguzt ketika ditanya mengenai motivasi awal mengikuti KJI (21/11/2025).
Di ajang KJI, Auguzt memegang peran krusial, mulai dari analisis desain struktur hingga penyusunan strategi perakitan. Ia menekankan bahwa keberhasilan lolos seleksi proposal tidak semata-mata ditentukan oleh kekuatan teknis, tetapi juga oleh kemampuan mengomunikasikan ide secara meyakinkan kepada juri.
“Bagaimana cara kita membungkus rancangan menjadi sesuatu yang layak dibaca, realistis, dan dapat diimplementasikan di dunia nyata,” jelasnya (21/11/2025).
Tim Digdaya datang dengan konsep jembatan yang tergolong unggul. Salah satu kelebihannya terletak pada efisiensi bobot.
“Desain jembatan kami menjadi yang teringan, hanya 43 kilogram, jauh di bawah rata-rata yang berada di kisaran 60 sampai 90 kilogram,” tambahnya (21/11/2025).
Memasuki fase persiapan final, tantangan yang dihadapi justru semakin nyata dan kompleks. Berbeda dengan sejumlah tim lain yang melakukan proses fabrikasi di bengkel profesional, tim UGM termasuk Digdaya harus mengerjakan seluruh tahapan fabrikasi secara mandiri—mulai dari pemotongan hingga pengeboran material. Keputusan ini berdampak langsung pada meningkatnya beban tenaga dan waktu yang harus dicurahkan oleh tim.
Padahal, bobot penilaian terbesar dalam KJI justru terletak pada tahap perakitan. Tim-tim unggulan mampu melakukan simulasi fabrikasi lebih dari 30 kali, sementara tim UGM hanya sanggup melakukannya sekitar seperlimanya. Keterbatasan biaya serta jam operasional fasilitas kampus menjadi faktor pembatas utama.
“Aku mem-pressure diri sendiri. Aku harus bisa. Kalau bukan aku, siapa lagi yang bisa? Ada yang harus dikorbankan untuk mengejar ketertinggalan—entah itu istirahat atau hiburan,” ungkapnya (21/11/2025).
Koordinasi lintas peran pun menjadi tantangan tersendiri. Selain tim inti, terdapat pula tim support seperti tim arsitektural, K3, dan fabrikasi yang harus bekerja selaras. Setiap briefing harus dilakukan tanpa celah kesalahan, karena satu kekeliruan saja dapat berujung pada biaya fabrikasi ulang yang tidak sedikit. Bahkan saat final, pembacaan Detail Engineering Design (DED) harus benar-benar presisi agar tidak terjadi kesalahan fatal seperti membaca segmen secara terbalik.
“Strategi adalah cara juara,” tegasnya (21/11/2025).
Pada akhirnya, perjuangan tim Digdaya di panggung KJI berbuah manis dengan raihan Juara Harapan 2 pada kategori Jembatan Rangka, yang sekaligus menjadi pencapaian juara perdana tim UGM dalam kategori ini.
“Terima kasih kepada tim support yang rela meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu tim inti. Mungkin hasil kerja keras kita belum sepenuhnya memuaskan, tetapi aku yakin kita bangga—bukan hanya karena gelarnya, melainkan juga karena dampaknya bagi UGM,” ucap Auguzt (21/11/2025).
Refleksi dan Harapan: Pesan Auguzt untuk Masa Depan
Bagi Auguzt, panggung KJI menjadi titik penting dalam perjalanan akademiknya.
“Panggung KJI adalah salah satu panggung tertinggi di kompetisi akademik Teknik Sipil. Menurutku, pencapaian ini membuat aku lebih percaya diri dengan kemampuanku sendiri, tidak hanya dalam analisis dan perencanaan, tetapi juga dalam pelaksanaan serta kerja sama tim,” jelasnya (21/11/2025).
Ia mengaku bangga atas capaian yang diraih, tetapi tetap menyadari bahwa ruang untuk berkembang masih terbuka lebar.
“Aku bangga, tetapi aku yakin ke depannya pasti akan lebih baik,” ujarnya (21/11/2025).
Auguzt berharap prestasi ini dapat menjadi pemantik semangat bagi mahasiswa UGM lainnya untuk berani terjun dan bersaing di dunia jembatan.
“Untuk GMBB, harapannya prestasi ini bisa menjadi starter bagi adik-adik tingkat. Karena melalui pengalaman juara ini, kita jadi tahu apa yang sebenarnya diharapkan juri untuk menang,” tuturnya (21/11/2025).
Auguzt juga menyoroti pentingnya dukungan institusi dalam mengikuti kompetisi berskala nasional. Menurutnya, keberhasilan tim tidak hanya ditentukan oleh kesiapan mahasiswa, tetapi juga dukungan yang memadai dari berbagai pihak.
“Pesanku untuk UGM, semoga ke depannya dukungan terhadap mahasiswa dapat terus ditingkatkan. Kompetisi ini memang berskala nasional, tetapi membutuhkan kolaborasi banyak pihak—mulai dari fasilitas, sekretariat, hingga dukungan pendanaan. Dengan sinergi yang kuat antara mahasiswa dan institusi, aku optimistis capaian yang lebih tinggi dapat diraih ke depannya,” pungkasnya (21/11/2025).
Auguzt telah membuktikan bahwa perubahan fokus tidak pernah datang terlambat. Dari dunia e-sport hingga panggung jembatan nasional, ia menunjukkan satu hal penting: keberanian untuk melangkah dapat membuka jalan menuju pencapaian-pencapaian baru yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. (Humas FT: Radaeva E)
Sumber: Wawancara Langsung dengan Muhammad Auguzt Riansyah (21/11/2025).
