Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) menjadi tuan rumah peringatan dua dekade Southeast Asia Technical University Consortium (SEATUC) melalui penyelenggaraan SEATUC 20th Anniversary Symposium, pada 3–4 Desember 2025. Acara ini mengusung tema “Technology-Driven Innovations for a Sustainable and Resilient Society”, yang menegaskan pentingnya peran teknologi dalam mendukung pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan tangguh. Peringatan ini bukan hanya menjadi penanda usia ke-20 SEATUC, tetapi juga merayakan komitmen para universitas anggota dalam memperkuat kolaborasi riset dan pendidikan di bidang teknik tingkat internasional.
Simposium ini dihadiri oleh sekitar 70 peserta internasional, terdiri atas peneliti, dosen, mahasiswa, dan perwakilan lembaga akademik dari berbagai universitas di kawasan Asia Tenggara dan Jepang. Delegasi hadir dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universiti Teknologi Malaysia (UTM), King Mongkut’s University of Technology Thonburi (KMUTT), Suranaree University of Technology (SUT), Hanoi University of Science and Technology (HUST), Ho Chi Minh City University of Technology (HCMUT), serta Shibaura Institute of Technology (SIT).
Rangkaian kegiatan hari pertama dimulai dengan sambutan oleh pimpinan universitas anggota SEATUC. Sambutan pertama disampaikan oleh Prof. Hasegawa Tadahiro dari Shibaura Institute of Technology, diikuti oleh Prof. Selo selaku Dekan Fakultas Teknik UGM.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pemaparan oleh Dr. Miyoshi Takumi, selaku founder SEATUC. Dalam sesi tersebut, beliau memaparkan perjalanan SEATUC selama dua dekade, mulai dari proses pembentukan konsorsium hingga berkembang menjadi jaringan kolaborasi akademik internasional yang aktif hingga hari ini.
“This year is very special because it marks the 20th anniversary of SEATUC. Once again, I would like to read a message from our past proceedings. The mission of SEATUC is to promote cooperation in education and research, and to exchange research and share knowledge among member universities,” tutur Dr. Miyoshi Takumi dalam penutup presentasinya (3/12/2025).
Setelah pembukaan, peserta mengikuti sesi workshop internasional yang membahas topik tentang inovasi terbuka serta perkembangan teknologi manufaktur aditif. Pada siang hingga sore hari, para peneliti berpartisipasi dalam sesi poster dan presentasi riset teknis, termasuk sesi WiPS (Women in Power and Science) yang memberikan ruang bagi pemberdayaan ilmuwan perempuan. Kegiatan hari pertama ditutup dengan gala dinner yang memberi kesempatan bagi para delegasi untuk mempererat jaringan akademik dan merancang kolaborasi baru.
Pada hari kedua, sesi workshop kembali dilanjutkan dengan pemaparan dari Chu Manh Hung, Ph.D., dari Hanoi University of Science and Technology, serta Prof. Ali Awaludin yang mewakili UGM. Para pembicara membahas perkembangan riset teknik yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, serta pentingnya inovasi untuk ketahanan infrastruktur dan lingkungan. Seusai workshop, peserta diajak meninjau fasilitas riset Fakultas Teknik UGM melalui kunjungan lapangan ke Engineering Research and Innovation Center (ERIC), laboratorium model pengelolaan limbah, serta instalasi pengelolaan energi surya. Kunjungan ini memberikan gambaran langsung mengenai kontribusi UGM dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan serta pemanfaatan riset kampus untuk keberlanjutan masyarakat.
Peringatan dua dekade SEATUC di UGM menjadi momentum penting yang memperkuat peran universitas teknik Asia dalam menjawab tantangan global melalui kolaborasi riset yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat luas. SEATUC melanjutkan misinya sebagai jembatan inovasi lintas negara, membangun masa depan yang resilien melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. (Humas FT: Radaeva E)
Cek Video SEATUC 20th Anniversary Symposium: The SEATUC 20th Anniversary Symposium 2025 – Universitas Gadjah Mada



