Yogyakarta, 8 Oktober 2025—Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) menyelenggarakan Grafika Talkshow bertajuk “Kuliah Umum Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan yang Strategis bagi Pembangunan Nasional” dengan menghadirkan Dr. H. Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc., M.P.A., M.A., atau yang akrab disapa Pak AHY, selaku Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia. Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Smart and Green Learning Center (SGLC) FT UGM tersebut dipandu oleh Prof. Ali Awaludin, Wakil Dekan FT UGM, dan dihadiri oleh Rektor UGM, dekan, dosen, serta ratusan mahasiswa FT UGM.
Sebelum kuliah umum dimulai, Menko AHY meninjau pameran inovasi hasil riset FT UGM, seperti digital twin map, teknologi geothermal energy, Amukticopter sprayer drone, dan infrastruktur modular. Rangkaian karya tersebut menunjukkan kontribusi nyata FT UGM dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan dan solusi rekayasa berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Dekan FT UGM, Prof. Selo, menegaskan komitmen fakultas untuk terus berperan aktif membangun Indonesia melalui pendidikan dan riset. Sementara itu, Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, menambahkan bahwa universitas memiliki peran penting dalam merumuskan kebijakan pembangunan berbasis pemahaman sosial-budaya masyarakat.
Mengawali kuliah umum, Menko AHY menyampaikan apresiasi kepada UGM atas kiprahnya yang konsisten dalam melahirkan gagasan dan inovasi untuk bangsa. “UGM telah mengambil peran strategis, bukan hanya secara intelektual tetapi juga praktikal. Banyak alumninya yang menjadi pemimpin di berbagai bidang,” ujarnya (10/9/2025).
Megatren Global: Teknologi, Krisis Iklim, Ekonomi, Sosial
Dalam kuliah umum tersebut, Menko AHY memaparkan strategi pembangunan nasional melalui tiga pokok bahasan utama, yaitu (1) dinamika megatren global dan kondisi dunia saat ini, (2) tantangan serta peluang yang dihadapi Indonesia di tengah perubahan global, dan (3) arah pengembangan infrastruktur menuju Indonesia yang tangguh, berkelanjutan, dan sejahtera (resilient, sustainable, and prosperous).
Pada agenda pertama, Menko AHY menyoroti bahwa pemahaman terhadap megatren global menjadi kunci dalam merumuskan arah pembangunan nasional yang adaptif dan berdaya saing. Pergeseran besar dalam tatanan dunia—dari sistem bipolar pasca Perang Dunia II, menuju unipolar, dan kini berkembang menjadi multipolar—menunjukkan semakin kompleksnya dinamika geopolitik dan ekonomi global. Rivalitas antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, menurutnya, berdampak langsung terhadap stabilitas politik dan ekonomi negara berkembang, termasuk Indonesia. Karena itu, Indonesia perlu memposisikan diri secara strategis agar tetap mandiri dan kompetitif di tengah perubahan tersebut.
Lebih lanjut, Menko AHY juga menyoroti perubahan iklim sebagai tantangan global paling mendesak yang mengancam keberlanjutan pembangunan. Ia menegaskan bahwa krisis iklim bukan lagi ancaman masa depan, melainkan kenyataan yang harus dihadapi saat ini.
Menatap Indonesia Hari Ini dan Esok: Tantangan dan Peluang Pembangunan Nasional
Pada agenda kedua, Menko AHY menguraikan kondisi aktual Indonesia yang tengah berada pada titik krusial pembangunan. Dengan populasi mencapai 270 juta jiwa, Indonesia memiliki potensi besar dari bonus demografi, di mana generasi muda—Gen Z dan Milenial —mencakup lebih dari 50% penduduk. Namun, keunggulan ini hanya akan menjadi kekuatan bila diiringi peningkatan kualitas pendidikan, keterampilan, dan lapangan kerja yang inklusif. “Jumlah penduduk yang besar akan menjadi beban jika tidak dibarengi dengan kompetensi dan daya saing. Di sinilah peran kampus seperti UGM menjadi sangat vital,” ujarnya (8/10/2025).
Ia juga menyinggung bahwa mayoritas penduduk masih berada pada kelompok ekonomi menengah bawah, sehingga pemerataan kesejahteraan menjadi agenda penting pemerintah. Sementara itu, statistik pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 4,76% yang menunjukkan perlunya inovasi dalam menciptakan pekerjaan, terutama bagi lulusan muda.
Selain itu, Menko AHY juga menyoroti pentingnya transformasi ekonomi menuju sektor bernilai tambah tinggi, terutama melalui penguatan industri manufaktur, digital, dan energi hijau. Indonesia, menurutnya, tidak boleh hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi harus mampu mengolah sumber daya alam menjadi produk berdaya saing global.
Dalam pembahasan mengenai pembangunan wilayah, Menko AHY juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki bentuk geografi yang unik, yakni kepulauan. Bentuk geografi tersebut membuat Indonesia tak bisa disamakan dengan negara maju lainnya. Indonesia sebagai negara kepulauan membutuhkan sistem transportasi laut, udara, dan darat yang saling terkoneksi agar pemerataan pembangunan dapat terwujud. “Jangan sampai kita hanya membangun bandara megah tanpa penumpang karena tidak terkoneksi dengan kawasan sekitarnya. Semua harus terintegrasi,” jelasnya (8/10/2025).
Lima Pilar Strategis Menuju Indonesia Tangguh, Berkelanjutan, dan Sejahtera
Pada agenda terakhir, Menko AHY memaparkan lima pilar strategis dalam pembangunan nasional, yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia, percepatan adopsi teknologi dan transformasi, penerapan infrastruktur hijau tangguh bencana, mendorong pemerataan ekonomi melalui penguatan sektor produktif dan UMKM, serta memperkuat tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel.
Sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Menko AHY menjelaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, akademisi, dan masyarakat. Ia mengungkapkan bahwa kementerian yang dipimpinnya tengah melakukan orkestrasi dengan lima kementerian teknis, yaitu Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, serta Kementerian Transmigrasi. Kolaborasi tersebut diharapkan dapat menghasilkan kebijakan pembangunan yang terpadu, efektif, dan berdampak langsung bagi masyarakat.
“Pembangunan infrastruktur bukan sekadar membangun gedung atau jalan, tetapi harus menghadirkan kesejahteraan dan meningkatkan kualitas hidup rakyat. Kita harus memastikan setiap proyek infrastruktur memberikan manfaat nyata, membuka konektivitas, dan mendukung ketahanan nasional,” tegas Menko AHY (8/10/2025).
Menutup kuliah umumnya, Menko AHY mengajak seluruh sivitas FT UGM untuk terus berperan aktif dalam mendorong riset, inovasi, dan pengabdian masyarakat “Mari bersama membangun Indonesia yang berkelanjutan, tangguh, dan sejahtera melalui kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Semangat ini harus terus kita jaga agar Indonesia menjadi bangsa yang maju dan berdaya saing,” pungkasnya (8/10/2025).
Penulis: Radaeva Errisya
Dokumentasi: Dhafarel Hariyanto


