FT-UGM. Hal yang membuat Smart Aquaponic System ini istimewa adalah penerapan teknologi otomasi berbasis sensor Total Dissolved Solids (TDS) yang dikendalikan oleh mikrokontroler. Teknologi ini memungkinkan pemantauan dan perawatan sistem secara otomatis, serta menggunakan tenaga fotovoltaik sebagai sumber energinya, sehingga menciptakan siklus budidaya yang berkelanjutan
PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju, bekerja sama dengan Yayasan Antara Djaya Indonesia, menyelenggarakan ajang bergengsi “Social & Technology Innovation for Community Challenge” pada 7 Februari hingga 2 Juni 2024. Kompetisi ini bertujuan untuk mendorong inovasi sosial dan teknologi tepat guna yang mendukung program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Kilang Pertamina Internasional. Dalam kompetisi ini, para peserta ditantang untuk menciptakan inovasi berupa proposal penelitian yang berfokus pada desain atau prototipe teknologi yang dapat diterapkan di masyarakat guna memberikan dampak positif bagi komunitas yang membutuhkan.
Kompetisi ini terdiri dari empat tahapan, yakni seleksi infografis, presentasi awal, penelitian serta pembuatan prototipe, dan diakhiri dengan presentasi final. Setelah bersaing dengan 181 tim dari berbagai universitas di seluruh Indonesia, tim dari prodi Teknik Fisika UGM berhasil meraih prestasi gemilang sebagai 2nd Runner-Up dalam kategori Teknologi.
Tim yang dibimbing oleh Thomas Oka Pratama, S.T., M.Eng., salah satu dosen di DTNTF UGM ini beranggotakan Bintang Putra Megantara, Azzikri Selky Saefana Putra, serta Rizqi Dian Anggara, dimana ketiganya merupakan mahasiswa dari prodi Teknik Fisika angkatan 2022. Mereka berhasil tampil menonjol di antara para peserta lainnya dengan inovasi Smart Aquaponic System, sebuah solusi yang mengintegrasikan budidaya ikan lele dengan sistem hidroponik.
Inovasi ini dirancang untuk meningkatkan produktivitas ekonomi serta ketahanan pangan secara berkelanjutan. Sistem ini memanfaatkan kotoran ikan yang kaya akan amonia dan nutrisi sebagai Pupuk Organik Cair (POC), yang secara signifikan mampu meningkatkan laju pertumbuhan tanaman, sehingga memungkinkan penyerapan nutrisi hingga 30-50% lebih baik. Selain itu, sistem ini sendiri terbukti lebih efisien dalam segi penggunaan lahan dan air, dengan tingkat efisiensi mencapai 70-90% jika dibandingkan dengan metode pertanian konvensional.
Hal yang membuat Smart Aquaponic System ini istimewa adalah penerapan teknologi otomasi berbasis sensor Total Dissolved Solids (TDS) yang dikendalikan oleh mikrokontroler. Teknologi ini memungkinkan pemantauan dan perawatan sistem secara otomatis, serta menggunakan tenaga fotovoltaik sebagai sumber energinya, sehingga menciptakan siklus budidaya yang berkelanjutan.
Proyek ini juga mendukung tiga poin penting dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yakni tanpa kelaparan, produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, serta penanganan perubahan iklim. Dengan mengadopsi teknologi hemat lahan dan air, Smart Aquaponic System memberikan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan agrikultur modern di tengah penyusutan lahan dan perubahan iklim.
Keberhasilan tim ini dalam menempati posisi 2nd Runner-Up juga diikuti dengan penghargaan lainnya berupa bantuan pendanaan untuk pengembangan prototipe. Prestasi ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa dan masyarakat untuk terus menciptakan solusi inovatif yang berkelanjutan demi mendukung ketahanan pangan dan produktivitas pertanian di Indonesia.
Inovasi Smart Aquaponic System diharapkan dapat diadopsi secara luas, terutama di daerah-daerah yang mengalami penyusutan lahan dan kelangkaan sumber daya. Dengan penerapan teknologi ini, masyarakat dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara ramah lingkungan, sekaligus membantu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di tengah tantangan perubahan iklim. (Sumber : Tim Mahasiswa Teknik Fisika Raih 2nd Runner-Up di Ajang Social & Technology Innovation for Community Challenge 2024)