Lomba Indonesia Chemical Engineering Challenge (IChEC) yang diadakan oleh Institut Teknologi Bandung telah berlangsung sejak 17 tahun yang lalu. Lomba ini diadakan untuk mahasiswa teknik kimia tingkat regional ASEAN, dan untuk tahun ini diikuti oleh berbagai mahasiswa teknik kimia dari Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Terdapat 4 mata lomba yang diperlombakan yaitu lomba rancang pabrik (plant design competition), lomba problem solving, debate competition, dan poster competition.
Tahun ini Departemen Teknik Kimia UGM berhasil meraih juara 1 dan 2 masing-masing pada lomba Plant Design dan Problem Solving. Juara 1 diraih oleh tim PD73 yang terdiri dari Muhamad Hartono (Teknik Kimia 2012), Adimas Prasetyaaji (Teknik Kimia 2012), dan Ghazy Ammar Nafis (Teknik Kimia 2012) dengan judul MEGATRON Project (Mono Ethylene Glycol/MEG Plant for ASEAN Textile Industry from Coal Based Syngas). Pabrik yang dirancang oleh tim ini bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan batubara lignit di Indonesia menjadi bahan kimia yang bernilai lebih tinggi, yaitu Monoethylene Glycol (MEG). Bahan baku utama dari pabrik ini adalah batubara berjenis lignite yang memiliki jumlah melimpah di Sumatera Selatan namun masih sekedar dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Di sisi lain, MEG merupakan bahan baku pembuatan poliester yang memiliki pangsa pasar yang baik di Indonesia. Poliester merupakan bahan yang penting bagi industri tekstil, dan industri ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 10-70% dari total tenaga kerja di sektor industri. Selain itu, industri ini akan diprediksi terus meningkat karena penggunaan cotton telah digantikan oleh poliester karena sifatnya yang tahan lama, tahan terhadap bakteri, dan juga ringan. Rancang pabrik yang dibuat oleh team PD73 UGM memang fokus pada keunggulan performa proses sintesis, perancangan process safety yang sangat komprehensif, serta upaya minimasi dampak negatif terhadap lingkungan ketika pabrik dibangun.
Sebelum masuk ke babak final, team PD73 telah lolos seleksi abstrak di mana dipilih 30 abstrak terbaik dari banyak usulan abstrak. Seleksi selanjutnya adalah seleksi paper, di mana 30 tim terpilih diwajibkan untuk mengirimkan proposal rancangan pabriknya. Sebanyak 5 tim terpilih berhasil lolos di babak final untuk memperebutkan gelar juara dengan melakukan presentasi dari proposal rancangan pabrik yang telah dibuat yang terdiri dari 2 tim dari ITB, 2 tim dari Universitas Parahyangan, dan 1 tim dari UGM.
Team PD73 UGM sendiri sebenarnya telah mendapat peringkat 1 untuk seleksi paper, padahal sebelumnya hanya mendapat peringkat 17 untuk seleksi abstrak. Presentasi di babak final yang apik dan nilai paper yang tinggi mengantarkan team PD73 UGM berhasil menjuara Plant Design Competition. Peringkat 2 dan 3 masing-masing diraih oleh tim ITB dan Universitas Parahyangan. Tahun ini merupakan pertama kalinya UGM berhasil menjadi juara 1 di mata lomba ini karena sebelumnya UGM berhasil meduduki peringkat 3 selama 2 tahun berturut-turut.
Sementara itu untuk problem solving competition, peserta diminta untuk menyusun proses optimum untuk mensintesis metanol dari batubara (lignit). Seleksi untuk problem solving competition terdiri dari seleksi paper di mana tim PS25 UGM juga berhasil menduduki peringkat 1. Di babak final, 5 tim yang lolos yaitu 3 tim ITB, 1 tim dari Chulalongkorn University (Thailand) dan 1 tim UGM diminta untuk mempresentasikan papernya. Tim PS25 UGM (Arfian Fauzi/ Teknik Kimia 2012 dan Irfan Asyam/ Teknik Kimia 2012) berhasil meraih posisi juara 2 dalam mata lomba ini, sementara untuk peringkat 1 dan 3 masing-masing diraih oleh ITB dan Chulalongkorn University.