Selasa, 11 November 2025 — Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi mengukuhkan Prof. Ir. Budhijanto, S.T., M.T., Ph.D., IPM. sebagai Guru Besar dalam bidang Teknik Reaksi Kimia di Fakultas Teknik. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Pendekatan Molekuler dalam Pengajaran Teknik Reaksi Kimia”, Prof. Budhijanto menekankan pentingnya memperkaya pembelajaran teknik reaksi kimia dengan pendekatan berbasis molekuler guna menjawab tantangan perkembangan teknologi dan industri masa kini.
Prof. Budhijanto menjelaskan bahwa teknik reaksi kimia merupakan disiplin yang mempelajari mekanisme, kecepatan, serta perancangan reaktor kimia—sekaligus menjadi jembatan antara ilmu kimia murni dan perancangan proses industri. Ia menegaskan bahwa rancangan sistem reaksi yang aman dan efisien merupakan kunci keberhasilan ekonomi suatu pabrik kimia, menjadikan bidang ini memiliki peran vital dalam hampir seluruh sektor industri.
“Kinetika dan perancangan reaktor kimia adalah jantung bagi hampir semua industri kimia,” ujar Prof. Budhijanto (11/11/2025).
Lebih jauh, Prof. Budhijanto menjelaskan bahwa relevansi teknik reaksi kimia tidak terbatas pada sektor industri, tetapi juga berperan dalam memahami fenomena biologis di tubuh manusia. Sebagai contoh, pemodelan metabolisme etanol dalam tubuh dapat dijelaskan melalui prinsip kinetika reaksi dan perancangan reaktor—pendekatan yang kini banyak digunakan dalam bidang farmakokinetika untuk mempelajari proses transmisi obat ke organ yang ditargetkan.
Dalam paparannya, beliau juga menyoroti peran strategis teknik reaksi kimia di masa depan, terutama dalam menghadapi isu global seperti sirkularitas plastik, elektrifikasi reaktor kimia, serta transformasi proses batch menjadi proses kontinu.
“Ke depan, perannya akan semakin strategis dalam mendorong transformasi industri menuju proses yang dinamis dan berkelanjutan,” tuturnya (11/11/2025).
Melihat relevansi dan besarnya peran teknik reaksi kimia di berbagai bidang, Prof. Budhijanto kemudian mengajukan pertanyaan reflektif: Apakah pembelajaran teknik reaksi kimia saat ini telah mampu melahirkan calon sarjana yang benar-benar siap menghadapi tantangan masa depan?
Menjawab pertanyaan tersebut, Prof. Budhijanto mengungkapkan bahwa tantangan dalam pendidikan teknik reaksi kimia masih cukup besar. Menurutnya, sebagian besar buku ajar yang digunakan di perguruan tinggi masih mengandung konsep yang usang dan terlalu menyederhanakan model reaksi kimia. Salah satu aspek penting yang sering terabaikan adalah pengaruh pelarut terhadap kecepatan reaksi, padahal faktor tersebut dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil.
Sebagai ilustrasi, beliau menjelaskan bahwa reaksi antara metil klorida dan natrium hidroksida berlangsung jauh lebih cepat dalam pelarut aseton dibandingkan dalam air. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sifat solvasi yang membuat ion hidroksida lebih bebas bereaksi dalam aseton. “Fenomena semacam ini menunjukkan pentingnya pendekatan molekuler dalam memahami reaksi kimia secara menyeluruh,” jelasnya (11/11/2025).
Oleh karena itu, Prof. Budhijanto menekankan perlunya integrasi pendekatan kimia komputasi dan simulasi molekuler dalam kurikulum teknik reaksi kimia, baik melalui penguatan mata kuliah maupun penelitian mahasiswa.
“Beberapa universitas terkemuka dunia telah mengintegrasikan simulasi molekuler ke dalam kurikulum mereka. UGM dapat mengambil langkah serupa untuk memperkuat pembelajaran berbasis riset,” pungkasnya (11/11/2025).
Penulis: Radaeva Errisya