
LiDAR merupakan teknologi pemetaan jarak jauh yang menggunakan pulsa laser untuk mengukur jarak dan menciptakan peta tiga dimensi dari suatu area atau objek. Apabila diintegrasikan dengan data-data lain yang ada, peta ketelitian tinggi dari LiDAR dapat disulap menjadi sebuah teknologi bernama Digital Twin, yaitu pemetaan 3D suatu daerah secara real time. Kabar baiknya, Fakultas Teknik telah mengembangkan teknologi ini melalui Pusat Kajian Lembaga Kerja Sama Fakultas Teknik (LKFT).
Dalam lawatannya ke Samarinda pada Senin (26/05) lalu, perwakilan FT UGM datang ke Kantor Wilayah Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Provinsi Kalimantan Timur untuk menawarkan kerja sama pemanfaatan LiDAR dan Digital Twin yang telah mereka kembangkan. Inisiasi tersebut disambut baik oleh Didik Prasetyo Widiyanto, S.T., M.A.P., selaku Kepala Bidang Survei dan Pemetaan Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Timur.
Selama forum berlangsung, presentasi teknologi LiDAR dan Digital Twin dilakukan oleh Ruli Andaru, S.T., M.Eng., Ph.D., yang merupakan salah satu inisiator inovasi tersebut. Dosen Departemen Teknik Geodesi (DTGD) tersebut menjelaskan secara rinci mengenai kemampuan dan keunggulan dari teknologi yang ia dan timnya kembangkan.

Untuk sebuah sistem perkotaan, Ruli membagi luaran dari teknologi tersebut menjadi 3 fase, yaitu One Map and 3D Model, Static Digital Twin, dan Dynamic Digital Twin. Melalui paparannya, ia menjelaskan bahwa inovasi ini memungkinkan untuk sinkronisasi data tanah dan pajak, visualisasi lalu lintas dan polusi udara, sampai smart management & monitoring system suatu daerah.
Setelah paparan Didik menyatakan ketertarikannya terhadap teknologi tersebut. “Saat ini, semuanya sudah serba virtual, maka digital city twin akan sangat penting,” ungkap Kabid Survei dan Pemetaan tersebut. Ia juga menambahkan bahwa saat ini fungsi suatu ruangan tak hanya lagi dari kiri ke kanan, tetapi sudah harus mulai dari atas ke bawah.
Menurutnya, BPN harus berinovasi untuk mengintegrasikan dan meng-upgrade sistem informasi dan hukumnya supaya bisa beradaptasi dengan rumah susun yang saat ini telah ramai dikembangkan.
Rampung dari Kantor ATR/BPN Provinsi Kaltim, 9 perwakilan Fakultas Teknik langsung tancap gas menuju Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Samarinda untuk mempresentasikan hal serupa. Tentu, niat ini kembali mendapatkan respons positif, kali ini dari Ananta Fathurrozi, S.Sos., M.Si., selaku Plt. Ketua Bapenda Kota Samarinda.

“Teknologi ini akan sangat membantu, baik bagi Bapenda sendiri atau badan lainnya, karena memang basic data harus kita siapkan dan kembangkan. Begitu pula dengan adanya AI sehingga harus kita manfaatkan. Dengan demikian, masalah yang ada di lapangan langsung bisa diselesaikan oleh UPT terkait secara real time,” ungkapnya.
Selain dari Ananta, ketertarikan juga disampaikan oleh Fitria Wahyuni, S.IP., yang merupakan Kepala Bidang Pajak. “Saya menyambut penuh teknologi tadi karena ini merupakan pekerjaan yang juga sedang kita pikirkan dan hendak kerjakan. Terima kasih sudah mendetailkan apa yang masih ada di awang-awang pikiran kita,” ujarnya. (Ditulis oleh Humas FT: Taufik Rosyidi)