Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada kembali mencatatkan prestasi di tingkat internasional. Prof. Ir. Kusmono, S.T., M.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM, terpilih masuk dalam World’s Top 2% Scientists List 2025. Daftar ini disusun oleh Stanford University dan Elsevier berdasarkan data sitasi Scopus hingga akhir tahun 2024. Pemeringkatan tersebut menilai kualitas kontribusi ilmiah berdasarkan dampak sitasi—bukan sekadar jumlah publikasi—sehingga menjadikannya salah satu tolok ukur reputasi akademik global paling kredibel.
Bagi Prof. Kusmono, pencapaian ini merupakan perpaduan rasa syukur, kebahagiaan, dan kebanggaan, tidak hanya sebagai individu tetapi juga sebagai bagian dari Fakultas Teknik UGM. Ia senang prestasi tersebut memberikan dampak positif bagi institusi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Terjun di dunia riset, awalnya saya tidak ada motivasi untuk menjadi yang terbaik. Akan tetapi, saya selalu berharap mudah-mudahan penelitian saya bisa bermanfaat hingga level internasional,” ungkapnya saat mengenang awal perjalanannya di dunia riset (14/11/2025).
Perjalanan panjang Prof. Kusmono menekuni riset komposit berbasis serat dimulai pada 2004. Titik balik terjadi pada 2018 ketika ia memutuskan untuk lebih fokus pada komposit serat alam—bidang yang menurutnya memiliki potensi luar biasa bagi Indonesia. Ia melihat bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia, khususnya serat alam, membuka peluang riset yang luas, mulai dari komposit struktural dan komponen otomotif hingga material berkelanjutan.
Salah satu inovasi menarik yang saat ini ia kembangkan adalah material nano-coating superhidrofobik yang berpotensi diaplikasikan untuk mencegah pengendapan silika (silica scaling) pada permukaan bagian dalam pipa di industri geotermal, sehingga dapat meningkatkan efisiensi sistem panas bumi. Ide ini terinspirasi dari daun talas yang tidak mudah terbasahi air. Selain itu, ia juga tengah mengembangkan material aerogel berbahan alami untuk aplikasi suhu tinggi dan bahkan bercita-cita menciptakan hidrogel penyimpan air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian.
Di antara berbagai karya Prof. Kusmono, riset mengenai nano-selulosa menjadi salah satu yang paling luas dampaknya, mengingat material ini kini banyak dieksplorasi untuk berbagai inovasi teknologi. Nano-selulosa merupakan material berukuran nanometer (<100 nm) yang memiliki berbagai sifat unggul, antara lain sifat mekanis yang sangat tinggi, ringan, biokompatibel, ramah lingkungan atau biodegradable, dan tidak beracun. Material ini dapat diekstrak dari berbagai sumber selulosa alami seperti serat alam. Prof. Kusmono telah berhasil mengembangkan nano-selulosa dari berbagai serat alam, antara lain serat rami, serat rumput gajah, serat sansiviera, serat sisal, dan kulit durian, dengan berbagai metode baik kimia maupun mekanis, serta telah dipublikasikan di berbagai jurnal internasional bereputasi.
Namun, perkembangan riset di bidang ini masih menghadapi sejumlah tantangan. Industri nasional belum sepenuhnya siap mengadopsi material berbasis serat alam. Menariknya, pemanfaatan serat alam Indonesia justru lebih banyak dilakukan oleh peneliti luar negeri dibandingkan industri dalam negeri. Menurut Prof. Kusmono, kondisi ini terjadi karena ekosistem kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah belum terbangun dengan optimal. Ia menilai ketiga pihak perlu duduk bersama untuk merumuskan bentuk kerja sama yang lebih terarah agar inovasi riset dapat berkembang hingga tahap penerapan dan memberikan manfaat nyata di lapangan.
Di tengah berbagai tantangan tersebut, Prof. Kusmono tetap konsisten berkarya. Ia menuturkan bahwa kuncinya terletak pada kemampuan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi melalui jurnal ilmiah maupun konten edukatif digital. Keuletan dan sikap pantang menyerah menjadi prinsip yang selalu ia pegang, terutama ketika menghadapi kegagalan yang justru ia jadikan motivasi untuk meraih hasil yang lebih baik. Ia juga menegaskan prinsip dasar yang ia junjung tinggi dalam dunia riset:
“Seorang peneliti boleh salah, tetapi tidak boleh bohong,” tegasnya (14/11/2025).
Menutup wawancara, Prof. Kusmono menyampaikan harapannya agar semakin banyak mahasiswa terdorong untuk memasuki dunia penelitian. Ia meyakini bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak peneliti muda untuk memastikan kemajuan sains dan teknologi dapat berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Sumber: Wawancara langsung dengan Prof. Kusmono
Penulis: Radaeva Errisya