Air merupakan sumbu kehidupan karena perannya yang sangat penting bagi makhluk hidup. Namun, keberadaan air semakin hari semakin terancam karena neraca air tidak seimbang. Volume air yang dapat disimpan bumi setiap harinya jauh lebih sedikit dari volume air yang diambil dan digunakan. Oleh karena itu, kesadaraan manusia untuk tidak menggunakan air secara berlebihan harus ditingkatkan yang disertai dengan upaya melestarikan sumber air. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan menjaga hutan, memperluas daerah resapan, tidak mencemari air dengan limbah dan sampah, serta tindakan baik lainnya.
Fakultas Teknik UGM juga turut andil untuk menjaga kelestarian air dalam kegiatan sehari-harinya. Gedung SGLC FT UGM sudah menerapkan kran air pintar yang dapat mengatur debit air maksimal yang dikeluarkan hanya 2.5 liter/menit sehingga penggunaan air dapat terkontrol dan terhitung dengan baik. Selain itu, gedung ini juga mempunyai water treatment plant yang digunakan untuk mengolah grey water dari gedung SGLC. Hasil olahan ini akan menghasilkan air bersih yang memenuhi baku mutu untuk penyiraman tanaman sehingga siklus penggunaan air di kawasan ini lebih lama.
Sumber air bersih gedung SGLC juga tidak hanya berasal dari PAM, tetapi juga dari air hujan. Air hujan tersebut ditangkap menggunakan teknologi rain harvesting yaitu air yang jatuh di atap gedung akan dialirkan menuju tangki penyimpanan. Air dari tangki tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air di gedung SGLC. Selain air untuk hygiene sanitasi, Fakultas Teknik UGM juga menyediakan air minum yaitu toyagama yang dapat diperoleh di setiap gedung. Air ini merupakan sumber daya yang dikembangkan dan dikelola UGM untuk memenuhi kebutuhan air minumnya sendiri yang berasal dari Embung Lembah UGM. Upaya-upaya untuk melestarikan air di lingkungan UGM harus terus digalakkan dan diperluas ke masyarakat umum sehingga kualitas kehidupan makhluk hidup akan semakin meningkat.
(HUMAS FT)