
Yogyakarta, 7 Oktober 2025—Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) mengukuhkan Prof. Ir. Subagyo, Ph.D., IPU, ASEAN Eng. sebagai Guru Besar dalam bidang Manajemen Produk di Departemen Teknik Mesin dan Industri. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Manajemen Produk: Mengelola Kreativitas untuk Kebaikan dan Kesejahteraan”, Prof. Subagyo menegaskan pentingnya pengelolaan kreativitas dan inovasi produk sebagai kunci untuk menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan di tengah perubahan teknologi dan dinamika pasar yang semakin cepat.
Prof. Subagyo menyatakan bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berdampak dengan akselerasinya dinamika dunia produk. “Saat ini, produk-produk semakin variatif isi dan fungsinya, tetapi semakin pendek usianya,” ujarnya (7/10/2025).
Ia mencontohkan produk makanan khas Yogyakarta yang dahulu identik dengan bakpia dan gudeg, kini berkembang menjadi beragam inovasi baru seperti bakpia kukus dan berbagai kreasi modern lainnya. Contoh serupa juga tampak pada produk telepon seluler—yang semula hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, kini telah menjadi perangkat multifungsi untuk belajar, bekerja, hingga hiburan dan transportasi.
Dalam menghadapi kondisi tersebut, Prof. Subagyo menekankan bahwa orientasi keunggulan produk tidak dapat lagi hanya berfokus pada aspek fungsional semata. Produsen perlu memperluas nilai produk ke aspek non-fungsional seperti merek, estetika, pengalaman pengguna, dan nilai budaya yang melekat. “Sebuah produk tidak lagi hanya digunakan karena fungsinya, tetapi juga karena brand, estetika, dan nilai-nilai yang dimilikinya,” ujar Prof. Subagyo (7/10/2025). Hal ini menuntut pendekatan yang lebih komprehensif dalam manajemen produk, di mana kreativitas dan empati terhadap kebutuhan pengguna menjadi unsur utama.
Pendeknya usia suatu produk di pasaran tak hanya disebabkan oleh persaingan ketat dan turunnya minat pelanggan, tetapi juga karena strategi dari suatu perusahaan agar ia tetap unggul di pasar. Banyak perusahaan memilih untuk menghentikan produk yang masih diminati, lalu menggantinya dengan inovasi baru demi menghambat munculnya produk peniru.
Untuk itu, kecepatan dan ketepatan pengembangan produk menjadi krusial. Produk yang lebih cepat sampai ke pasar setidaknya memiliki dua keuntungan besar: dapat mematok harga lebih tinggi sebelum muncul pesaing dan memiliki siklus hidup yang lebih panjang di pasar. Prof. Subagyo memperkenalkan pendekatan rekayasa simultan (concurrent engineering), yaitu metode di mana proses perancangan produk dan proses produksinya dilakukan secara paralel. Pendekatan ini memungkinkan waktu pengembangan menjadi lebih singkat tanpa mengorbankan kualitas. “Tim desain dan tim produksi harus berjalan bersama agar produk dapat lebih cepat sampai ke pasar dan tetap kompetitif,” jelasnya (7/10/2025).
Dalam konteks keberlanjutan, Prof. Subagyo juga menyoroti isu lingkungan yang muncul akibat siklus hidup produk yang semakin pendek. Ia mendorong penerapan circular product design, yaitu perancangan produk yang mempertimbangkan siklus hidup penuh, termasuk kemudahan perawatan, pembongkaran, dan daur ulang. Menurutnya, pendekatan ini dapat menjadi solusi terhadap meningkatnya limbah industri, meskipun penerapannya seringkali menghadapi tantangan di pasar.
“Produk ramah lingkungan sering kalah bersaing karena harganya lebih tinggi atau penggunaannya dianggap kurang praktis. Karena itu, perlu adanya kebijakan ekonomi yang adil, di mana pengguna ikut menanggung biaya daur ulang agar produsen terdorong membuat produk yang lebih lestari,” tegasnya (7/10/2025).
Lebih jauh, Prof. Subagyo menegaskan bahwa peran insinyur, khususnya dari bidang teknik industri, kini semakin strategis. Jika sebelumnya insinyur teknik industri lebih banyak berfokus pada peningkatan efisiensi sistem produksi, kini mereka juga dituntut menjadi pencipta nilai melalui desain, inovasi, dan manajemen produk yang berorientasi pada manusia. Ia juga mendorong para lulusan teknik industri untuk melanjutkan ke jenjang profesi insinyur, agar memiliki legitimasi dalam praktik keinsinyuran sesuai amanat Undang-Undang Keinsinyuran. “Ilmu dan profesi harus berjalan beriringan agar teknologi benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” ujar Prof. Subagyo (7/10/2025).
Menutup pidato pengukuhannya, Prof. Subagyo menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada pemerintah, pimpinan Universitas Gadjah Mada, rekan sejawat, mahasiswa, serta keluarga yang senantiasa memberikan dukungan selama perjalanan akademiknya. Ia berharap ilmu manajemen produk yang dikembangkannya dapat terus memberikan kontribusi nyata bagi kebaikan dan kesejahteraan bangsa.
Penulis: Radaeva Errisya