Hilirisasi Industri menjadi topik yang akan selalu hangat untuk dibahas. Bagaimana tidak? Sedari kecil kita selalu dikenalkan apabila Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan alam terbesar di dunia, Negara Maritim, Negara Agraris, dan berbagai julukan lainnya.
Tentu, sebagai anak kecil yang belum tahu apa-apa tentang dunia, kita langsung bangga untuk tinggal di tanah air kita tercinta. Namun seiring berjalannya waktu, penulis juga sadar bahwasanya kaya akan alam saja tidaklah cukup, karena kenyataannya seringkali warga Indonesia mengekspor barang mentah ke luar negara, kemudian mengimpor kembali olahan barang mentah tersebut dari luar negeri dengan harga yang bisa membuat kita gigit jari. Untuk itu, kepiawaian warga dalam mengolah barang mentah menjadi produk akhir yang bernilai tinggi sebelum diekspor harus dilakukan.
Sadar apabila peristiwa di atas tidak boleh terus berulang, pada Selasa (04/02), Fakultas Teknik menggelar sebuah talk show bertema “Peran dan Peluang Kampus dalam Agenda Hilirisasi dan Mewujudkan Ketahanan Energi” dengan mengundang Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia Periode 2024—2029 yang juga merupakan alumni Teknik Mesin UGM, yakni Dr. (HC) Ir. Airlangga Hartarto, MBA, MMT.
“Kita ini negara yang blessed, Nikel nomor 1 dunia, Timah nomor 2, Tembaga 11%, Bauksit 4%, kemudian Emas Perak 7%, Batu bara nomor 7 di dunia. Banyak lagi yang kita bisa nomor satu dan hampir seluruh critical mineral kita punya, kita punya Mangan, Cobalt, Nikel, dan Pasir Silika,” ujar Menko Airlangga.
Berdasarkan paparan tersebut, kita patut bangga akan kekayaan alam kita. Namun, juga harus ikut berpikir, bagaimana caranya agar kekayaan tersebut bisa memberikan untung sebanyak-banyaknya dengan catatan tidak merusak tanah air tercinta.
Pada talk show yang diselenggarakan di Auditorium Gedung Prof. Roosseno SGLC FT UGM tersebut, Menko Airlangga Hartarto juga mengajak kampus untuk turut serta menyukseskan agenda Hilirisasi Indonesia. Berdasarkan penjelasannya, terdapat berbagai cara agar kampus bisa turut serta agenda tersebut, mulai dari penyesuaian kurikulum, beasiswa untuk menimba ilmu yang berkaitan dengan hilirisasi, bekerja sama dengan stakeholders, dan pengembangan industri berbasis digital.
Tak hanya Menko Perekonomian saja yang diundang, tetapi talk show tersebut juga menghadirkan Faisol Riza, Μ.Α., selaku Wakil Menteri Perindustrian RI Periode 2024—2029. Mantan DPR RI periode sebelumnya tersebut juga sepakat dengan paparan hilirisasi dari Menko Airlangga Hartarto dan ikut menambahkan.
“Bapak/Ibu semua ada dua pesan kira-kira dalam hilirisasi. Pertama, Hilirisasi bukan sekadar memproses barang setengah jadi kemudian menjualnya. Akan tetapi, sebagai bangsa, hilirisasi adalah proses memupuk atau mengumpulkan kekayaan negeri ini,” jelas Faisol Riza. “Kedua, dengan hilirisasi yang kuat dan kokoh, kita bisa menjadi ‘new China’. Kita memainkan kekayaan yang dimiliki dan dapat berbuat banyak, maka Indonesia bisa menjadi ‘new China’ di kawasan Asia Tenggara,” pungkasnya.
Setelah paparan tersebut, sesi tanya jawab juga dibuka agar audiens yang terdiri dari bermacam-macam latar belakang bisa berdiskusi dengan pembicara sekaligus memberikan perannya untuk andil dalam menyukseskan agenda Hilirisasi Indonesia. Dengan dimoderatori oleh Prof.Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D., IPU, tukar pikiran berlangsung seru dan penuh ilmu. Akhirnya, setelah 2 jam berdiskusi, talk show ditutup dengan penyerahan cendera mata oleh Prof. Selo kepada para pembicara.
Yuk, ikut sukseskan Hilirisasi Indonesia dan terus kawal pelaksanaannya agar tidak merugikan bangsa! (Humas FT: Taufik Rosyidi)