Yana Astuti merupakan wisudawan doktor terbaik di Fakultas Teknik UGM Periode I Wisuda Tahun Ajaran 2024/2025. Saat melanjutkan pendidikan di Program Doktor, ia berkarir di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga.
Saat memulai studi S-3-nya, Yana sempat kesusahan dalam menjalani penelitian karena dihantui oleh Covid-19. Meskipun demikian, diskusi melalui Zoom Meeting tidak menghalangi semangatnya karena dosen-dosennya sangat kaya akan perspektif baru sehingga menambah cara pandangnya dalam memecahkan permasalahan teknik.
Covid-19 bukan satu-satunya hambatan yang ia lalui, Yana juga berpendapat bahwa riset di bidang teknik menuntut ketelitian dan kesabaran luar biasa. “Ada saat-saat di mana saya harus berhadapan dengan data yang tidak sesuai harapan atau eksperimen yang membutuhkan pengulangan berkali-kali. Tantangan ini menguji kesabaran dan ketangguhan mental, tetapi juga sekaligus menjadi pelajaran berharga tentang arti kegigihan dan kerja keras,” ujarnya. Namun, kesempatan untuk bekerja sama dengan rekan-rekan lintas disiplin menjadi pengalaman yang sangat berharga baginya. Selain itu, menurutnya atmosfer intelektual di Fakultas Teknik UGM tidak hanya mencetak ilmuwan, tetapi juga pemikir yang kritis dan inovatif.
Untuk meraih gelar Doktor, Yana melakukan penelitian mengenai “Pemilihan Jenis Struktur-Atas Jembatan dengan Metode Gabungan Analytical Hierarchy Process dan Artificial Neural Network.” Metode ini menggabungkan proses pengambilan keputusan multi-kriteria dengan Artificial Intelligence dan Machine Learning. Dalam konteks ini, Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk mengurai dan memberi bobot pada berbagai faktor penting yang mempengaruhi pemilihan jenis struktur-atas jembatan. Sementara itu, Artificial Neural Network (ANN) memanfaatkan kemampuan pemrosesan data berbasis Artificial Intelligence untuk memprediksi hasil berdasarkan pola data yang ada.
“Saya berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi instansi tempat saya bekerja, tetapi juga bagi instansi-instansi lain yang membutuhkan solusi serupa,” ujar Doktor Teknik Sipil tersebut.
Mahasiswa doktor yang lulus 2 tahun 11 bulan 15 hari juga berharap bahwa penelitian yang ia dan rekan-rekannya lakukan dapat memberikan kontribusi nyata, baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun praktik di industri. “Saya berharap hasil penelitian ini dapat diterapkan untuk memecahkan permasalahan nyata yang dihadapi oleh dunia teknik di Indonesia, bahkan dunia. Semoga riset ini juga bisa menjadi pijakan bagi penelitian-penelitian lanjutan di masa depan,” tutupnya. (Data oleh Yana Astuti, Ditulis oleh Humas FT: Taufik Rosyidi)