Wisuda Program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode I Tahun Akademik 2025/2026 menjadi momen spesial bagi M. Haikal Baihaqi, lulusan Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM, yang meninggalkan kampus dengan tiga gelar prestisius sekaligus: wisudawan terbaik, tercepat, dan termuda. Keberhasilan ini tidak lahir dari ambisi awal yang terencana, melainkan tumbuh pelan-pelan seiring prosesnya beradaptasi.
“Merasa senang, tetapi gak nyangka. Karena fokus aku selama kuliah bukan ke arah situ,” jawab Haikal ketika ditanya mengenai tiga predikatnya (5/12/2025).
Dari Layar ke Lapangan: Adaptasi Haikal di Tengah Pandemi
Sebagai mahasiswa rantau asal Sumatera yang memasuki kuliah di tengah pandemi, langkah awal Haikal tidak berjalan mulus. Semester pertamanya terasa menggantung—kuliah sepenuhnya daring membuatnya seperti masuk ke dunia baru tanpa benar‐benar hadir di dalamnya. Ritme belajar masih serupa SMA, tetapi tanpa interaksi, tanpa suasana kampus, dan tanpa ruang untuk mengenal orang‐orang di sekitarnya. Ia mengaku sempat tertutup dan canggung, apalagi di lingkungan baru yang didominasi bahasa daerah yang belum ia pahami.
“Awal-awal kuliah, aku sempat kesulitan beradaptasi. Masih tertutup dan gak biasa dengan lingkungan baru. Dulu nggak ngerti bahasa Jawa, tetapi sekarang bisalah dikit-dikit,” cerita Haikal (5/12/2025).
Adaptasi tersebut berjalan perlahan hingga akhirnya sistem hybrid mulai diterapkan pada semester dua. Saat itulah ia mulai benar-benar merasakan kehidupan kampus dan mencicipi ritme akademik Teknik Geologi yang sesungguhnya.
Menemukan Ritme: Kiprah Haikal di Organisasi, Riset, dan Kompetisi
Arah minat akademiknya semakin jelas pada semester empat ketika ia memutuskan fokus di bidang geologi teknik, terutama studi kestabilan lereng di area pertambangan. Baginya, bidang ini menarik karena menyatukan ketelitian analisis data dengan kerja lapangan—disertai tanggung jawab besar yang menyangkut keselamatan tambang. Dari sanalah ia mulai memperkaya pengalamannya melalui riset, organisasi, magang, dan kompetisi.
“Seru karena menggabungkan dua parameter, lapangan dan analisis. Selain itu, geologi teknik ini tanggung jawabnya cukup besar, karena menyangkut keselamatan orang-orang di lapangan,” jelas Haikal mengenai fokus studinya (5/12/2025).
Menariknya, perjalanan kompetisi dan penelitian Haikal justru dimulai bukan karena ambisi besar, melainkan rasa bosan. Rutinitas kuliah dan organisasi terasa monoton sehingga ia mencoba mengikuti kompetisi untuk mempelajari sesuatu yang baru. Ia tidak menyangka bahwa keputusan sederhana itu akan mengantarnya ke berbagai penghargaan, mulai dari menjadi penerima Axton Salim x Ruangguru Awardee hingga memperoleh pendanaan proyek eksplorasi emas senilai 20 juta rupiah dari Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia pada tahun 2024.
“Tantangannya bukan cuma penelitian, tapi tanggung jawab dana yang besar. Harus tepat waktu, tepat data, dan profesional,” tegasnya (5/10/2025).
Selain itu, Haikal juga menyabet juara 3 dalam ajang Student Research Poster Competition 2024 oleh MGEI, menjadi pembicara pada acara “Virtual College Experience: Start Your Journey Today!” yang digelar Ruangguru bersama MINDucation dan TIMAH, serta menghasilkan publikasi ilmiah berjudul Lingkungan dan Dinamika Sedimentasi Fasies Konglomerat pada Singkapan Formasi Kabuh di Desa Manyarejo yang dipresentasikan pada Seminar Nasional Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta.
Tidak hanya aktif di ranah akademik, ia juga menjadi asisten Laboratorium Geologi Dinamik serta staf Fieldtrip and Research Division di Society of Economic Geologist UGM Student Chapter. Dari aktivitas tersebut, ia menyadari bahwa kompetisi dan organisasi bukan sekadar ajang mencari prestasi, tetapi ruang belajar untuk mempertemukan dirinya dengan orang-orang baru, membuka peluang, dan memperdalam pengetahuan yang tidak ia dapatkan di kelas.
Di Balik Prestasi Gemilang: Strategi Haikal Menjalani Hari
Di balik banyaknya aktivitas yang ia jalani, Haikal sering mendapat pertanyaan tentang strategi mengatur waktu sehingga dapat tetap berprestasi tanpa meninggalkan organisasi maupun penelitian.
“Berusaha semaksimal mungkin pada hal yang sedang aku kerjakan dan atur skala prioritas,” jawab Haikal sederhana (5/12/2025).
Ia mengakui bahwa pada awal kuliah ia sempat terlalu teliti hingga menghabiskan terlalu banyak waktu untuk satu tugas. Namun lambat laun ia menyadari bahwa tidak semua hal harus dikerjakan secara sempurna. Bagi Haikal yang sekarang, yang terpenting bukan sekadar mengejar kecepatan atau kesempurnaan, melainkan menjaga ritme, menentukan prioritas, dan tetap konsisten.
“Dulu aku terlalu teliti, sampai habiskan banyak waktu untuk satu tugas. Lama-lama sadar, nggak semua hal harus perfect. Padahal, lebih penting konsisten dan tahu prioritas,” jawab Haikal beberkan rahasia manajemen waktunya (5/12/2025).
Satu Pesan Haikal, “Jangan Terjebak Ketakutan Lingkungan Baru”
Ketika ditanya satu hal yang ingin ia ulang selama masa kuliah, Haikal menyebut bahwa ia hanya ingin bisa berbaur lebih cepat sejak awal. Ia menyesal sempat terlalu lama menutup diri sehingga proses adaptasinya berjalan lebih lambat dari yang ia harapkan. Namun penyesalan itu justru membentuk pesannya kepada mahasiswa lain. Ia menekankan bahwa ketakutan terhadap lingkungan baru adalah hal wajar, tetapi jangan sampai menjadi penghalang.
“Jangan terlalu lama terjebak ketakutan sama lingkungan baru. Wajar kalau kikuk di awal, tapi jangan sampai berhenti di situ. Bangun relasi, jaga ritme belajar, jangan hidup untuk memenuhi ekspektasi orang,” pesannya kepada teman-teman mahasiswa lainnya (5/10/2025).
Perjalanan Haikal menunjukkan bahwa sukses butuh waktu. Tidak selalu dimulai dari rasa percaya diri yang besar atau lingkungan yang mudah. Terkadang, keberhasilan justru lahir dari proses sabar seseorang yang pelan-pelan membuka diri, bertanggung jawab atas pilihannya, dan mengerjakan setiap kesempatan dengan sungguh-sungguh. Prestasi Haikal bukan hanya tentang menjadi yang terbaik, tercepat, dan termuda, melainkan tentang bagaimana ia membangun dirinya dengan konsistensi yang senyap—sebuah pencapaian yang mungkin dulu tidak pernah ia bayangkan. (Humas FT: Radaeva E)
Sumber: Wawancara langsung dengan M. Haikal Baihaqi (5/12/2025)


