Tim Bulaksumur Consulting Group (BCG) raih juara 2 pada kompetisi nternational Bridge Design Competition (BDC) yang diselenggarakan oleh School of Civil and Environmental Engineering Nanyang Technological University, Singapura. Tim ini diketuai oleh Muhammad Febrilian Kurnia Putra (Teknik Sipil 2020), beranggotakan Aldhytian Surya Arthaka (Teknik Sipil 2020) dan Brian Pastika Tama (Teknik Sipil 2021) dengan pembimbing Ir. Angga Trisna Yudhistira, S.T., M.Eng., IPM., ACPE.
Secara garis besar, kegiatan dalam lomba ini meliputi preliminary round berupa perancangan awal, first final round berupa pembuatan proposal detail, dan second final round berupa presentasi final yang dilaksanakan secara daring. Pada tahun 2024, NTU BDC diikuti oleh 136 tim dari 9 negara di antaranya Indonesia, Singapura, Malaysia, China, dan Australia.
Dalam NTU BDC 2024, Febrilian dkk. merancang jembatan yang menghubungkan dua connection point melewati ruang terbuka hijau dan sebuah sungai. Untuk meminimalkan gangguan terhadap lingkungan eksisting, mayoritas jalan dibangun di atas jembatan yang membentang di atas ruang terbuka hijau. Jembatan tersebut terdiri atas 1 bentang utama tipe rangka baja (steel truss) dan 9 bentang sekunder tipe precast I-girder dengan total panjang 320 meter.
Tim BCG juga mengusulkan beberapa inovasi terkait perancangan jembatan dengan menggunakan teknologi BIM (Building Information Modeling) untuk memodelkan seluruh rintangan (kontur, bangunan, jalan, dan infrastruktur eksisting), merancang layout jembatan, melakukan analisis struktural jembatan, dan menghitung volume material jembatan. Tim BCG juga berinovasi untuk menggunakan material alternatif dan solar panel facade untuk mengurangi emisi karbon jembatan.
Pelaksanaan kompetisi yang dilakukan oleh Tim BCG diawali dengan preliminary round berupa perancangan awal jembatan rangka baja untuk menghasilkan desain yang paling efisien tetapi tetap aman. Tahap kompetisi dilanjutkan dengan final round tahap pembuatan proposal detail. Pembuatan proposal dilakukan dengan pertama melakukan survei kawasan dan pengumpulan data rintangan yang ada, konsultasi dengan dosen pembimbing, pemodelan layout jembatan, dilanjutkan analisis struktural jembatan rangka baja dan I-girder, perhitungan volume detail, penentuan metode pelaksanaan, pertimbangan sumber material, pendataan alat-alat yang diperlukan, dan terakhir perhitungan emisi karbon.
Tahap kompetisi diakhiri dengan presentasi final untuk memaparkan proposal dihadapan juri.
Setelah mengikuti NTU BDC 2024, banyak pengalaman dan pengetahuan terkait problem solving di lapangan yang didapat oleh Tim BCG. Tim BCG berharap pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan dapat berguna dan dapat diterapkan di masa depan. “Tim BCG berharap bahwa mahasiswa UGM dapat meneruskan prestasi dan membanggakan UGM baik dalam NTU BDC selanjutnya maupun kompetisi-kompetisi lainnya,” ungkap Febrilian. (Tim BDG/Review: Purwoko)