
Selasa (4/6/2025), Fakultas Teknik (FT UGM) mengukuhkan Prof. Ir. Nazrul Effendy, S.T., M.T., Ph.D., IPM sebagai Guru Besar dalam Bidang Sistem Cerdas dan Tertanam. Sejak masa sarjana, Prof. Nazrul telah menaruh perhatian khusus terhadap sistem cerdas. Ketertarikan ini berkembang menjadi dedikasi dan komitmen panjang yang akhirnya membawanya meraih posisi akademik tertinggi di UGM.
“Sistem AI memiliki potensi untuk dikembangkan dan diterapkan di berbagai bidang, salah satunya untuk mendukung perkembangan Industri 4.0 dan smart healthcare. AI sudah dan sedang dikembangkan antara lain untuk prediksi kenyamanan termal penghuni suatu bangunan, prediksi kandungan oksigen di gas buang boiler suatu unit pengolahan minyak bumi, dan klasifikasi jenis tumor otak,” ucap Prof. Nazrul Effendy dalam pidato pengukuhannya—yang bertajuk “Peran Sistem Kecerdasan Artifisial Untuk Mendukung Perkembangan Industri 4.0 Dan Smart Healthcare”.
Dalam pidatonya, Prof. Nazrul Effendy menyebutkan bahwa sistem AI (Artificial Intelligence) merupakan salah satu pilar yang mendukung terwujudnya Industri 4.0. Sistem AI dengan kemampuannya untuk meniru fungsi kognitif manusia menjadi elemen vital untuk meraih transformasi industri. Beliau juga menyebutkan contoh nyata peran AI dalam transformasi industri 4.0: Otomasi dan Pabrik Cerdas; Computer Vision, Quality Control, dan Sistem Keamanan Cerdas; Supply Chain Optimization; serta Soft Sensor.
“Di tengah arus digitalisasi Industri 4.0, AI menjadi tiga jantung dari transformasi industri karena kemampuannya dalam meniru fungsi-fungsi kognitif manusia seperti pembelajaran, pengambilan keputusan, dan persepsi,” ucap Prof. Nazrul Effendy.
Tak hanya Industri 4.0, Prof. Nazrul Effendy menyebutkan bahwa sistem AI juga berperan penting dalam mewujudkan penerapan smart healthcare. Salah satu teknologi smart healthcare yang sedang dan sudah dikembangkan oleh Prof. Nazrul Effendy ialah teknologi diagnosis tumor otak, glaukoma mata, hingga kanker paru-paru berbasis citra dan NLP (natural language processing).
Di ujung pidato tersebut, Prof. Nazrul menyimpulkan bahwa ruang pengembangan sistem AI di Indonesia masih sangat luas dan menjanjikan apabila dimanfaatkan secara strategis. “Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem kecerdasan artifisial sangat prospektif untuk terus dikembangkan dan diterapkan pada beberapa bidang yang relevan dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia, khususnya untuk mendukung Industri 4.0 dan smart healthcare,” ucap Prof. Nazrul Effendy menutup bahasan mengenai sistem AI. (Ditulis oleh Humas FT: Radaeva Errisya Syam)