Tim GASTREIT Universitas Gadjah Mada melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) melakukan penelitian terhadap lambung menggunakan Electrical Impedance Tomography (EIT) yang berfungsi sebagai pemantauan tingkat keasaman lambung pasien GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
Tim PKM bidang Riset Eksakta (PKM-RE) ini terdiri dari Chenaniah, Muhammad Fathur Rohman, Prima Nafisman, Habib Fabian Fahlesi, dan Dheandy Keriswasiat, di bawah bimbingan dari Ridwan Wicaksono, S.T., M.Eng., Ph.D. Melalui judul penelitian “Analisis Sistem Pemantauan Tingkat Keasaman Lambung Pasien GERD secara Real-Time Berbasis Electrical Impedance Tomography yang Terintegrasi Mobile Apps” GASTREIT digadang-gadang mampu memantau asam lambung pasien dengan nyaman tanpa memasukkan alat ke dalam tubuh.
Chenaniah, sebagai koordinator penelitian PKM GASTREIT, menjelaskan bahwa GASTREIT adalah langkah maju dalam telemedicine. Dengan sistem pemantauan real-time yang terintegrasi dengan aplikasi mobile, pasien dapat memantau kondisi lambung pasien GERD untuk pengecekan pH secara non-invasif dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan dengan lebih cepat dan mudah. “Solusi ini menawarkan kenyamanan dan efisiensi lebih dibandingkan metode tradisional yang bersifat invasif,” jelas Chenaniah.
GASTREIT hadir karena keresahan mereka akan GERD yang merupakan kondisi medis ketika terjadinya refluks berulang dari cairan lambung masuk ke dalam esofagus. Menurut data tahun 2023 menunjukkan sekitar 27,4% masyarakat Indonesia pernah mengalami GERD dengan peningkatan kasus sebesar 4% setiap tahunnya. Saat ini, metode skrining dini yang efektif untuk mendeteksi gejala GERD masih belum ada, sehingga metode invasif akan tetap menjadi standar emas dalam pemeriksaan GERD dengan menawarkan diagnosis yang akurat dan visualisasi langsung esofagus. Namun, metode ini sering kali menyebabkan ketidaknyamanan atau komplikasi seperti penyempitan jalan esofagus.
GASTREIT hadir sebagai solusi alternatif yang memungkinkan deteksi pH asam lambung melalui perubahan impedansi sensor listrik di luar tubuh. Dengan sistem ini, tidak diperlukan pemasukan alat ke dalam tubuh, sehingga mengurangi risiko ketidaknyamanan dan komplikasi yang sering dikaitkan dengan metode invasif.
Saat ini, penelitian ini masih berfokus pada phantom (tiruan) lambung yang harapannya semoga kedepan dapat langsung diimplementasikan kepada pasien, sehingga pasien dapat merasa aman dan nyaman dalam pengecekan pH lambung yang menjadi salah satu faktor risiko dini GERD. (Chenaniah – chenaniah@mail.ugm.ac.id/Editor: Purwoko)