Bertempat di Gedung ERIC, pada Senin, 30 September 2024 Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) dan Centre for Energy and Clean Growth (CECG) Coventry University United Kingdom, meresmikan kolaborasi pembentukan laboratorium bersama yang berfokus pada pengembangan ekonomi sirkular serta pengelolaan limbah elektronik, terutama baterai kendaraan listrik.
Hadir dari Coventry University Prof. Richard Dashwood – Vice-Provost (Research and Enterprise) and Deputy Vice-Chancellor (Research), Prof. Rohit Bhagat, Prof. Benny Tjahjono serta Jovie Pebrihandono. Sementara itu dari UGM hadir Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi Arief Setiawan Budi Nugroho, S.T., M.Eng., Ph.D., Dekan FT UGM Prof. Ir. Selo, Ir. Ali Awaluddin, Ph.D., Indra Perdana, Ph.D., Ir. Eka Firmansyah, Ph.D. dan para peneliti FT UGM.
Kolaborasi ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan limbah baterai, seiring dengan meningkatnya penggunaan kendaraan listrik dan pentingnya manajemen limbah yang berkelanjutan. Kedua institusi memiliki pengalaman dan peneliti yang berfokus pada penelitian pengolahan limbah baterai. Melalui kolaborasi ini, diharapkan dapat ditemukan solusi inovatif yang berorientasi pada sirkular ekonomi.
Beberapa rencana kerja sama antara dua institusi meliputi memfasilitasi external stakeholders, exchange program untuk dosen/peneliti dan mahasiswa, join acara seminar dan publikasi.
Area penelitian yang akan menjadi fokus utama kolaborasi ini mencakup berbagai aspek penting dalam manajemen baterai, di antaranya: battery diagnostics, battery prognostics, battery materials recovery, manufacturing cells from recovered materials, battery diagnostics and safety, sustainable extractive processes, supply chain optimization.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan, khususnya dalam konteks pengelolaan limbah baterai kendaraan listrik yang menjadi tantangan global di masa mendatang. Pada aspek SDGs, kolaborasi ini mendukung pendidikan berkualitas, energi bersih, inovasi, penanganan perubahan iklim, serta tentu saja aspek kokaborasi dalam mencapai tujuan. (Rina Satriani/Purwoko)