Obrolan buku Jumat pagi edisi ke empat, membahas komik tentang bajak laut: One Piece. Obrolan ini dipantik oleh Zidni, staf taman FT UGM, yang telah menyelesaikan ribuan episode One Piece.
Di taman sisi barat SGLC itu, Jumat 26 Juli 2024, Zidni menyampaikan beberapa pelajaran yang dia ambil dari One Piece. Komik karya Eiichiro Oda ini bercerita tentang Luffy dan petualangannya.
Luffy bercita-cita menjadi bajak laut, profesi yang lekat dengan kejahatan. Namun, Luffy ingin jadi bajak laut yang berbeda dari bajak laut pada umumnya. Semangatnya mengantarnya pada apa yang dicita-citakan. Dia bersama 10 orang temannya akhirnya jadi bajak laut. Pada bagian ini, ada nilai tentang semangat mencapai cita-cita yang begitu penting.
Luffy merupakan sosok yang berani mempertahankan apa yang dianggapnya benar. Selain itu, Luffy juga sosok yang begitu perhatian pada pertemanan. Pada kelompok bajak laut, Luffy tidak menerapkan struktur kepemimpinan yang kaku. Semua setara. Namun secara kultur Luffy berhasil membentuk kepemimpinannya sendiri.
Fajad Hania, siswi SMK yang hadir pada obrolan buku ini sekaligus juga pembaca One Piece, menyampaikan bahwa dari model kepemimpinan Luffy, ada pelajaran yang dapat diambil bagi para aktivis organisasi. Harsoyo, tenaga kependidikan DTETI juga menyampaikan ketertarikannya pada One Piece, “Masih saya ikuti manga dan animenya sampai saat ini, Pak,” ujarnya.
Melalui Luffy, penulisnya ingin menyampaikan pesan, bahwa kelompok yang selama ini dianggap atau dekat dengan hal buruk, belum tentu sepenuhnya buruk. Tetap ada sisi baik yang harus diakui keberadaannya. (Humas FT: Purwoko)