Fakultas Teknik lekat dengan julukan “rumah bagi laki-laki”, “fakultas para pria”, dan masih banyak lagi label superior bagi mereka. Meskipun ungkapan tersebut tidaklah sepenuhnya salah, tetapi masih banyak orang di luar sana yang mendiskreditkan wanita dengan melihat bahwa idealnya seorang engineer adalah mereka para pria. Tidak perlu disuguhkan data, tidak perlu pura-pura menutup mata dan telinga, cukup diresapi, dan kembali tanyakan kepada diri sendiri “Apakah iya, selama ini, pikiran tersebut ada di sanubari?”
Stigma-stigma tersebut tentunya merugikan bagi kaum hawa. Bagaimana tidak? Mereka langsung dieliminasi berdasarkan hal yang mereka tidak bisa hendaki. Pasti menyakitkan rasanya.
Berangkat dari hal tersebut, Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan (KMTSL FT UGM) menggagas sebuah acara tahunan yang diselenggarakan oleh dan untuk para mahasiswi anggota KMTSL bernama All The Ladies. Setiap tahunnya, event yang dimulai pada tahun 2018 tersebut mengangkat berbagai tema yang berfokus mengenai pemberdayaan perempuan.
Pelatihan Bela Diri menjadi agenda penanda dilaksanakannya All The Ladies perdana. Diterpa pandemi tidak menghalangi semangat “Kartini Masa Kini”, beberapa inovasi kegiatan dunia maya dihelat mulai dari acara yang paling mainstream, yakni webinar sampai beragam aktivitas yang tidak terlintas di kepala semua manusia untuk dilakukan secara daring, seperti yoga session, fine dining, dan beauty class.
Sebenarnya, kegiatan yang menjadi kebanggaan wanita dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan ini sudah digelar sejak lama—terdapat saksi bahwa pada 2009 ATL sudah ada. Berarti, sudah satu dekade gelaran All The Ladies berhasil disukseskan. Tentunya, hal tersebut membanggakan karena kesadaran akan kesetaraan gender sudah digalakkan sejak lama.
Workshop Pembuatan Phone Strap menjadi acara pembuka rangkaian All The Ladies tahun 2024. Dilaksanakan di Selasar Gedung KMTSL, ratusan wanita dari gabungan 3 program studi—Teknik Sipil, Teknik Infrastruktur Lingkungan, dan Teknik Sumber Daya Air—merangkai manik-manik menjadi hiasan bagi gawai mereka. Seminggu berselang, diadakan seminar bersama dengan 2 wanita tangguh alumni DTSL di Auditorium Gedung Laboratorium Bahan Bangunan. Seminar bertema “Woman in Construction” tersebut, sekaligus menjadi penutup dari rangkaian All The Ladies tahun ini.
Penulis mengapresiasi besar adanya acara yang dapat memutus stigma negatif wanita di dunia engineer dan secara nyata “empowering women”. Besar harapan dari penulis agar All The Ladies terus eksis, syukur-syukur ada acara serupa diselenggarakan di lingkungan UGM. (Humas FT: Taufik Rosyidi)