Sinergi antara Fakultas Teknik, Fakultas Teknologi Pertanian, dan Fakultas Farmasi UGM menancapkan tonggak penting dengan penerapan booster cair berbahan dasar endapan silika dan mineral ikutan produksi energi geotermal (panas bumi) untuk pemeliharaan tanaman hortikultura dan tanaman hias di kebun kampus, yang ada di sebelah Grha Kara Grafika (Jumat, 20/12/2024). Material inovatif ini hasil kolaborasi penelitian antara peneliti di Pusat Penelitian Panas Bumi FT UGM dari bidang Geoteknologi Panas Bumi (Dr. Pri Utami), Teknik Konservasi Tanah dan Air (Dr. Ngadisih) dan Nano Teknologi (Dr. Ronny Martien).
Pada kesempatan ini, juga diserahkan benih dan total 400 bibit tanaman hortikultura yang terdiri dari bibit cabai rawit, terong, seledri, sawi, selada, kangkung, dan bayam. Selain itu, turut diserahkan pupuk kohe kambing, booster katrili, dan booster sulasih-sulanjana yang merupakan produk penelitian tim geotermal
Booster yang berfungsi sebagai penyubur dan penguat tanaman lahir dari dari kebutuhan industri-industri panas bumi untuk memanfaatkan material ikutan silika dalam proses produksi geotermal, menjawab kelangkaan pupuk yang sangat dibutuhkan petani, dan keharusan untuk melestarikan lingkungan. Booster cair nanosilika geotermal yang dibuat dari endapan geotermal di lapangan Dieng (Jawa Tengah) yang dioperasikan oleh PT. Geo Dipa Energi (Persero) dinamakan “Sulasih-Sulanjana”, seperti tersirat dalam kearifan lokal dalam bercocok tanam. Sedangkan booster yang diproduksi dari endapan dari lapangan panas bumi Lahendong (Sulawesi Utara) yang dioperasikan oleh PT Geo Dipa Energi (Tbk) dinamakan “Katrili”, seperti nama tarian pengucapan syukur dari Minahasa.
Kini, kebun kampus Fakultas Teknik menjadi percontohan urban farming berbasis material geotermal pertama di Indonesia, mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan 2 (zero hunger), SDGs 7: affordable and clean energy, dan SDGs 17: partnerships for the goals. Urban farming dengan booster cair yang meningkatkan profil energi panas bumi dan ditopang dengan smart watering di Fakultas Teknik adalah percontohan aplikasi penelitian yang menyangkut Energy – Food – Water Nexus.
Lebih dari sekadar inovasi, momentum ini mendorong kolaborasi lintas disiplin ilmu di kalangan sivitas akademika, baik dari bidang pertanian maupun non-pertanian. Edukasi kepada perawat kebun dan implementasi di lapangan menjadi langkah nyata dalam mengintegrasikan penelitian dengan pengabdian masyarakat. Dengan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan ini, program ini turut mendukung tujuan SDGs 4: quality education. Sinergi lintas fakultas ini diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan mahasiswa terhadap dunia pertanian sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. (Tim Geotermal/review:Mega)