Daya tarik utama kawasan Borobudur terletak pada candi, tetapi kekayaan dan keasrian alamnya juga menambah nilai pariwisata budaya pedesaan. Kawasan Borobudur merupakan kawasan subur di kaki Pegunungan Menoreh. Terdapat banyak komoditas pangan yang diproduksi di tempat ini, seperti buah pepaya, padi, dan sayur-sayuran. Selain itu, di kawasan ini ternyata juga memproduksi tanaman rosela yang dapat dimanfaatkan sebagai teh, kopi, dan bahan baku skincare.
Kegiatan perekonomian masyarakat khas pedesaan ini terbukti menjadi daya tarik wisatawan untuk mengenalnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kawasan wisata yang dibangun dengan nuansa pedesaan dan pertanian. Salah satu contohnya adalah cafe yang dibangun di tengah sawah produktif dikunjungi ratusan wisatawan setiap harinya. Selain itu, homestay yang berada di permukiman warga dengan suasana khas pedesaan juga tidak pernah sepi dari wisatawan.
Kekayaan alam yang dijaga terbukti membawa banyak dampak baik untuk kehidupan manusia. Oleh karena itu, segala bentuk perusakan alam harus diminimalisir tanpa terkecuali. Kesadaraan akan kelestarian alam ini ternyata juga dimiliki oleh masyarakat sekaligus pengelola wisata. Pak Tatak merupakan ketua dari kelompok penggiat wisata di Desa Candirejo menyampaikan bahwa pariwisata hanyalah bonus dari terjaganya alam dan budaya.
Candirejo merupakan salah satu desa mitra dari Fakultas Teknik UGM. Banyak kegiatan mahasiswa maupun dosen yang dilakukan di desa ini, seperti field school dan KKN-PPM. Masyarakat Desa Candirejo juga sering melakukan dialog untuk bertukar pengetahuan dengan para ahli di Fakultas Teknik, seperti dialog bersama Dr. Eng. Ir. Laretna Trisnantari Adhisakti, M.Arch. dan Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, M.A Dialog ini dilakukan untuk memperkaya informasi dan pengetahun tentang pengembangan pariwisata dan pelestarian alam.
(HUMAS FT)