Penanganan sampah akan terkait dengan berbagai pemangku kepentingan. Demikian pula di FT UGM, sampah yang ada di dalam kampus harus didiskusikan solusinya bersama dengan berbagai pihak, salah satunya mitra yang menjadi penyedia berbagai jenis konsumsi kegiatan.
Pengurangan sampah yang berasal dari mitra dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari mengurangi residu, misalnya tisu, plastik yang menempel pada snack, sendok plastik, juga plastik bungkus kuah.
“Kami mengajak mitra kami, salah satunya bagaimana kita bisa mengurangi berbagai residu tersebut. Kami berharap agar residu yang banyak dapat berkurang, dan mengurangi beban Jogja dan kita bersama,” harap Wakil Dekan Ir. Ali Awaludin, Ph.D. pada pertemuan dengan mitra penyedia konsumsi FT UGM, Jumat 17/5/2024.
Selain residu, juga terkait dengan wadah. FT UGM berharap pada aplikasi pembelian konsumsi, para mitra menyediakan pilihan paket yang zero waste. Atau jika harus menggunakan bungkus, maka digunakan bungkus yang ramah lingkungan dan mudah terurai. Pada pertemuan ini, diberikan pula rekomendasi jenis wadah yang ramah lingkungan.
Sampah merupakan persoalan kita bersama, namun diharapkan muncul tanggung jawab pada masing-masing individu untuk penanganannya. “(misalnya) Dimungkinkan pula mempersilakan orang makan untuk membuang sampah sendiri,” ujar Wakil Dekan.
Pada pertemuan ini hadir mitra dari Kenes Bakery, Swiss Houese, Parsley, Jasmine, Holland Beliving, serta Istana Buah. Para mitra yang hadir menyambut baik ajakan dari FT UGM. Sebagian besar telah siap dengan konsep yang telah dimiliki, dan bahkan ada yang telah dilakukan. Sebelum pertemuan dengan mitra konsumsi, diadakan pula diskusi dengan pengelola kantin. Kantin didorong agar menyediakan makanan hanya untuk makan di tempat sehingga potensi munculnya sampah dapat ditekan.
FT UGM sendiri telah memulai pengurangan sampah dengan penyediaan air siap minum, serta pembagian tumbler bagi mahasiswa. Selain itu, juga dibangun TPS3R sebagai tempat pengelolaan sampah. Apa yang telah dilakukan ini, akan dilanjutkan dengan berbagai aksi nyata yang melibatkan lebih banyak pihak lagi.
Penanganan sampah yang benar di lingkungan kampus dapat menjadi contoh berbagai pihak di luar kampus. Hal ini erat kaitannya dengan peran perguruan tinggi yang harus hadir memberikan solusi. Semua elemen kampus, diharapkan dapat memperoleh pengalaman berharga yang dapat dibawa ke luar kampus, baik di lingkungan rumah maupun (bagi mahasiswa) nanti di tempat kerja. Upaya yang dilakukan FT UGM merupakan bentuk komitmen agar lingkungan dan ekosistem dapat terus berjalan berkelanjutan, serta mendukung penanganan perubahan iklim (SDGs13). (Humas FT: Purwoko)