Mahasiswa dari Fakultas Teknik UGM kembali menunjukkan prestasinya dalam bidang inovasi teknologi. Jalalludin Mukhtafi (Teknik Nuklir 21), Panji Dewandaru (Teknik Fisika 21), dan Petrus Kurniawan Kleden (Teknik Nuklir 21), dengan dosen pembimbing Ir. Yuris Mulya Saputra, S.T., M.Sc., Ph.D., SMIEEE (Sekolah Vokasi), telah berhasil memperoleh sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Panji dkk. memperoleh HAKI melalui GAMAPALAPA (Gadjah Mada Payload for Aerial Vehicle Application): Sistem Deteksi Radiasi Menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan Fotogrametri Berbasis Internet of Things (IoT) untuk Pengelolaan Kawasan Berkelanjutan. Inovasi ini tercatat atas nama GAMAPALAPA dalam bentuk Program Komputer dan tercatat dengan nomor EC002024186395 pada 14 September 2024.
Inovasi ini didasarkan pada kebutuhan mendesak akan pemantauan radiasi di lingkungan komersial dan industri yang berisiko tinggi terkena paparan Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Material (TENORM). Sistem GAMAPALAPA mampu melakukan deteksi radiasi secara otomatis dengan menggunakan UAV, serta menampilkan data pemantauan real-time melalui platform website berbasis IoT.
Hak cipta karya ini resmi dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada, dengan perlindungan yang berlaku selama 50 tahun. “Dengan adanya pengakuan HAKI ini, kami bersyukur mendapat legitimasi dan jaminan penelitian kedepannya, termasuk scale-up GAMAPALAPA untuk mendukung pengelolaan kawasan berkelanjutan dan meningkatkan keamanan radiasi di Indonesia,” ujar Jalalludin Mukhtafi, ketua tim GAMAPALAPA.
Panji Dewandaru, yang bertanggung jawab sebagai mekanis dalam proyek ini, menjelaskan, “Desain payload dan komponen-komponen lain kami rancang untuk memaksimalkan kinerja drone di medan yang sulit sekalipun. Payload GAMAPALAPA kami kembangkan dengan teknologi 3D-Printing dan dilengkapi dengan sensor Geiger-Müller Counter untuk mendeteksi radiasi, ArduCam untuk pemetaan visual, serta sensor Ultrasonic untuk pengukuran ketinggian. Sistem pengisian daya memanfaatkan Wireless Power Transfer (WPT) yang memungkinkan pengisian secara nirkabel, sehingga menghilangkan kebutuhan kontak langsung dan melindungi pengguna dari potensi paparan radiasi setelah proses monitoring.”
Sementara itu, Petrus Kurniawan Kleden, yang berperan sebagai programmer, menambahkan, “Pengolahan data radiasi dilakukan secara real-time. Hal tersebut memungkinkan hasil pemantauan dapat langsung ditransmisikan ke platform berbasis web, sehingga pengguna bisa memantau kondisi lingkungan secara langsung dan responsif. Pengguna dapat mengakses data radiasi secara real-time di ThingSpeak dan peta heatmap radiasi 2D & 3D hasil post-processing di Website”.
Jalal menambahkan bahwa GAMAPALAPA juga dilengkapi dengan algoritma prediksi sebaran radiasi dengan memanfaatkan API Digital Forecast milik BMKG, sehingga sebaran radiasi dapat dipantau secara periodik dan dimitigasi lebih awal oleh BATAN & BAPETEN.
Panji dkk. berharap dengan adanya pengakuan HAKI ini, harapan GAMAPALAPA sebagai satu-satunya penyedia jasa layanan monitoring radiasi berbentuk MVP (Minimum Viable Product) dengan skema Business-to-Consumer (B2C) sesuai slogan “make radiation safer” pun dapat terwujud. (Tim Gamapala/Review Purwoko)