Energi matahari merupakan salah satu renewable energy resources (RES). Energi ini menjadi energi yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik di wilayah Jawa Bali, khususnya energi photovoltaic (PV). Akan tetapi, energi ini tidak selalu bisa diandalkan karena cuaca yang kerap berubah-ubah. Hal ini menyebabkan listrik yang dihasilkan menjadi tidak stabil sehingga mengganggu power system operation yang terkait dengan sistem technical minimum load (TML) dan system ramping capability. Oleh karena itu, ukuran maksimum PV generation harus diatur karena bergantung kepada tipe dan generating unit size yang dapat dicapai dengan penguatan battery energy storage system (BESS).
Dengan menggunakan prosedur unit commitment (UC), Saifurrahman dkk mengusulkan metode untuk menentukan tingkat penetrasi maksimum PV pada penelitian ini. Metode ini akan menentukan level penetrasi, periodically committed generating unit, dispatched generating unit, BESS charging and discharging status. Simulasi dilakukan dengan Java Bali System yang disederhanakan dalam tiga periode yang berbeda, yakni skenario weekday, weekend, dan lowestday. Masing-masing periode memiliki demand dan peak load yang berbeda dengan kombinasi BESS sebagai opsi. Berdasarkan hasil yang didapatkan dengan BESS reinforcement, integrasi PV masing-masing sebesar 49%, 35% and 23% saat weekdays, weekend and lowestday. Sedangkan, integrasi PV hanya mencapai 45%, 31% and 17% tanpa BESS reinforcement.
Penelitian ini dapat dikaitkan dengan SGDs 7 yakni energi bersih dan terjangkau dengan memanfaatkan energi matahari untuk menghasilkan listrik di wilayah Jawa Bali.
Selengkapnya di https://doi.org/10.1016/j.rineng.2023.101184
Penulis: Laili Rofi’ah