Dikukuhkan sebagai guru besar pada dalam bidang ilmu Hydraulic, Departemen Teknik sipil dan Lingkungan pada tanggal 30 Juni 1998, Almarhum Prof. Sudjarwadi menyampaikan pidato pengukuhan berjudul Asas Kesederhanaan Teknik Pengairan Kontekstual.
Meski telah disampaikan 26 tahun silam, agaknya perlu kita mencoba meresapi kembali apa yang hendak disampaikan melalui pidato tersebut.
“Untuk mendukung kesejahteraan manusia, air harus diatur dengan baik”, begitu salah satu kalimat pada paragraf awal pidato.
Cerita kesuksesan dan cerita kegagalan manusia mengatur air di alam dapat dibaca dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni pengelolaan air. Baik cerita kesuksesan maupun kegagalan, keduanya memberi dorongan, dan memberi inspirasi bagi pengembangan teknik pengairan.
Tonggak ketiga sejarah pengairan hadir pada saat ini, pada saat orang mulai menganggap air sebagai benda ekonomi. Pada kenyataannya, air sebagai sumberdaya alam menjadi benda ekonomi dan sangat jelas dirasakan pada saat ketersediaan tidak mencukupi keperluan.
Penelitian sumberdaya air mulai menjangkau aspek amat luas. Aspek tersebut merambah disiplin-disiplin ilmu teknik, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, bahkan politik. Aspek yang sangat luas dan kompleks harus dapat ditangani secara ilmiah, menggunakan asas kesederhanaan.
Asas kesederhanaan teknik pengairan merupakan satu asas yang memberi misi sangat berat kepada teknik pengairan. Air di alam dengan berbagai kompleksitas pengaturan jumlah dan mutu air dalam konteks dinamika alami maupun kompleksitas sosiai ekonomi dan budaya harus diatur untuk kesejahteraan manusia.
Asas kesederhanaan adalah asas pendekatan sistem. Pendekatan ini bermaksud menyederhanakan kompleksitas menjadi rangkaian pengertian dan rumusan sederhana, tidak oversimplified namun mudah dalam operasionalisasi bagi kepentingan manajemen pengaturan air. Asas kesederhanaan tersebut dapat sangat berjasa dalam penyelesalan tugas pembangunan pengairan. Namun sekali lagi, hal yang telah diketahui cukup lama ini, untuk Indonesia memerlukan art of practice yang spesifik sesuai setempat.
Alm. Prof. Sudjarwadi saat menyampaikan pidato guru besarnya, secara khusus juga menyapa mahasiswa. “Secara khusus, pokok pikiran dalam pidato ini saya persembahkan kepada para mahaslswa dengan harapan dapat dibaca dan menambah bekal dalam mencari inspirasi di bidang pengairan dan untuk melengkapl wawasan kerja di masa yang akan datang. (Disalin dari Pidato Guru Besar Prof. Sudjarwadi yang ada di web DGB UGM, oleh Purwoko)