Melanjutkan studi S-2 merupakan impian banyak orang, tetapi tentu saja hal tersebut tidaklah mudah. Meraih gelar Sarjana saja sudah banyak hal yang harus dikorbankan, apalagi untuk menjadi seorang Magister, sudah pasti lebih berat lagi bebannya. Ditambah, tak sedikit dari mereka yang memilih melanjutkan studi magisternya sembari bekerja, kuliah saja sudah pusing apalagi masih harus mencari pundi-pundi uangnya sendiri.
Itulah yang dialami Resa Satria Adi Kuswandrata, seorang mahasiswa Magister Teknik Fisika yang meraih predikat Wisudawan Magister Fakultas Teknik Terbaik I pada Wisuda Pascasarjana UGM Periode I. Resa merasa manajemen waktu dan logika berpikir yang tepat merupakan hal yang paling menantang karena ia masuk melalui Program Degree by Research sehingga mengharuskannya untuk tetap bekerja di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sembari menyelesaikan kuliah. Selain itu, ia masih harus memikirkan kesibukan yang ada di rumah. Menurutnya, tiga hal tersebut harus dipikirkan secara efisien agar memiliki porsi yang seimbang.
Resa juga membeberkan bagian menarik dari kuliah di MTF yang melatarbelakanginya untuk melanjutkan S-2 di sini, ia berpendapat bahwa pendidikan di MTF melatih dan membuka wawasannya dalam melakukan penelitian yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, hasil yang ia dapatkan bisa maksimal, kemudian waktu, tenaga, dan materi yang dibutuhkan dalam penelitian juga menjadi lebih optimal. Ditambah, Resa juga senang ketika ia bisa mendapat banyak ilmu yang secara spesifik terkait dengan komputasional maupun implementasi dari berbagai fenomena fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam tesisnya yang berjudul Pemetaan Distribusi Fluks Neutron di Teras Reaktor Kartini Arah Radial dan Aksial Menggunakan Detektor SPND (Self Powered Neutron Detector). Resa telah melakukan eksperimen dan perhitungan simulasi pemetaan nilai fluks neutron di dalam teras reaktor Kartini dengan tujuan mendapatkan peta distribusi fluks neutron reaktor Kartini arah radial dan aksial sesuai pada kondisi terkini.
Pengembang Teknologi Nuklir Ahli Pertama di BRIN tersebut, berharap supaya ia bisa terus mengembangkan berbagai metode pengukuran dan perhitungan fluks neutron reaktor, khususnya pada riset di Reaktor Kartini. Terakhir, Resa juga berharap supaya ada kolaborasi yang lebih mendalam antara instansi pemerintah yang bergerak di bidang riset nuklir dengan perguruan tinggi jurusan terkait agar dapat menciptakan peralatan pendeteksi radiasi nuklir sebagai salah satu sarana keselamatan nuklir. (Data oleh Resa Satria Adi Kuswandrata, Ditulis oleh Humas FT: Taufik Rosyidi)