Aku dan Buku, demikian tema pertama Klub Baca Buku FT UGM yang dilaksanakan pada Jumat, 5 Juli 2024 di selasar SGLC. Sebagai pemantik, disampaikan satu kisah dalam buku “Aku & Buku #5: Gebyar Pesohor dan Dunia Buku Populer”.
Buku ini membahas 18 kisah pesohor dalam hubungannya dengan buku. Salah satunya Agus Mulyadi, yang dekat dengan buku atas inisiatif sendiri saat SD. Agus membaca buku bekas sebelum buku itu digunakan neneknya untuk bungkus tempe. Lain waktu, Agus juga menabung, dan membelanjakan Rp3000 untuk membeli buku bekas secara kiloan.
***
Membaca itu perintah pertama, begitu kata Gusti Purbo, menegaskan pentingnya membaca. Gusti menyatakan bahwa pengalamannya membaca, mirip dengan Agus Mulyadi, telah diawali sejak kecil. Orang tua mengondisikan dirinya untuk dekat dengan buku. Orang tua Gusti lebih senang jika dirinya minta buku dari pada mainan.
Saat ini, membaca bagi Gusti merupakan relaksasi. Bacaan berjenis komik menjadi kegemarannya. Komik, meskipun terkesan untuk anak-anak, namun pada usia membaca yang berbeda pemaknaannya juga akan beda. Gusti, untuk memudahkan memberi contoh populer: Doraemon, yang sebenarnya memuat pesan kondisi sosial masyarakat Jepang pada saat komik dibuat.
Rina Satriani, yang juga hadir pada acara ini, menyampaikan bahwa perihal membaca pada dirinya juga terkondisikan sejak kecil. Rina menggarisbawahi kondisi membacanya saat bekerja. Baginya, masih membaca saat sudah bekerja dengan berbagai kesibukannya merupakah sebuah keistimewaan, serta hak yang harus diambil. Membaca juga menjadi bagian dari menyeimbangkan pikiran, menjaga kewarasan di tengah berbagai kewajiban pekerjaan.
Purwoko bersepakat dengan apa yang disampaikan Rina. Buku bergenre psikologi atau manajemen untuk meningkatkan semangat dalam bekerja, namun juga membaca buku esai kritis untuk menjaga sikap kritisnya pada keadaan sekitar.