Per tanggal 2 Mei 2023 lalu, Suriname resmi melantik seorang menteri baru untuk Kementerian Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, yaitu Marciano Dasai. Di umur yang masih tergolong muda (45 tahun), ia telah berhasil menjadi menteri, dosen, sekaligus wirausahawan sukses di negaranya. Marciano merupakan lulusan S2 dan S3 Fakultas Teknik UGM.
Interaksinya dengan kampus UGM dimulai saat lulus dari S1 Teknologi Bangunan AdeKUS. Marciano memperoleh Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) untuk melanjutkan studinya di program studi S2 Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM mulai tahun 2007. Usai meraih gelar master, Marciano melanjutkan pendidikannya dengan mengambil S3 Doktor Arsitektur di almamater yang sama pada 2013 kemudian lulus pada tahun 2017.
Marciano mengungkapkan alasannya studi di Indonesia adalah karena ia merupakan keturunan Indonesia. Selain itu, banyaknya produk kerajinan yang diimpor Suriname dari Indonesia menjadikannya semakin tertarik untuk mempelajari teknologi penghasil produk-produk tersebut di negara asalnya, Indonesia.
Selama belajar di S2 Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM, Marciano dibimbing Prof. Wiendu Nuryanti, Ph.D. Sebagai promotor studinya. Prof. Wiendu merupakan dosen yang selalu memotivasi dan memberikan dorongan selama studi S2-nya. Ia pun bahkan telah diproyeksikan akan menjadi menteri di masa depan oleh almarhum Ir. Imam Djokomono, M.Arch., salah satu dosen yang mengajarnya saat itu.
Marciano menyelesaikan S2 dengan tesis berjudul Determinants of length of stay in a tourism system: Case study Dutch tourists in Yogyakarta. Tesis ini meneliti hubungan antara faktor-faktor di beberapa elemen geografis yang mempunyai koneksi dengan Yogyakarta dan lama masa tinggal wisatawan Belanda di Yogyakarta. Riset ini juga meneliti hubungan antara lama masa tinggal wisatawan Belanda dan karakteristik demografis dan karakteristik kelakuan perjalan mereka.
Sementara itu, disertasinya ditulis dibawah bimbingan Prof. Bakti Setiawan, dengan judul Organized Complexity of Javanese Kampung Heritage. Case study: Surinamese Kampungs. Temuan utama dari disertasi ini menunjukkan bahwa perkampungan di Suriname telah dikembangkan berdasarkan peraturan budaya Jawa yang mempromosikan penyatuan aktivitas sosial dan kemampuan kemandirian.
Dua tugas akhir Marciano menunjukkan kecintaanya pada hubungan antara tanah leluhurnya, dan negara yang saat ini dia berada.
***
Kembalinya Marciano ke Suriname setelah 4 tahun tinggal di Indonesia, meningkatkan kiprahnya di bidang teknologi bangunan sebagai dosen dan pelaku wirausaha. Kesuksesannya di bidang akademik dan perannya di masyarakat membuat ia ditawari posisi sebagai seorang menteri.
Saat tawaran itu diberikan, pilihannya hanya dua, antara menolak sambil mengeluhkan kinerja pemerintah dari luar arena atau menerima tantangan bertarung di dalam arena dan berusaha yang terbaik untuk membangun negara. “Saya memutuskan untuk mengambil pilihan kedua,” begitu ungkapnya, sebagaimana dikutip dari Kumparan. Tawaran tersebut ia pertimbangkan dengan seksama hingga kemudian ia putuskan untuk menerimanya. Ia tidak ingin hanya mengeluhkan kinerja pemerintah dari luar dan ingin berusaha ikut serta membangun negaranya.
Pada laman LinkedIn-nya, tertulis pula bahwa Marciano merupakan founder dari Sadewa design and engineering, bagian dari wirausaha yang digelutinya.
Sebagai seorang menteri, Marciano terus berupaya untuk meningkatkan kerja sama antara Suriname dengan Indonesia, terutama pada bidang penelitian dan ilmu pengetahuan. Marciano banyak mengaplikasikan ilmu dan wawasan yang didapatkannya ketika menjalani studi S2 dan S3 di Indonesia.
“Saya bangga sebagai keturunan Jawa dan keturunan Indonesia”.
(Humas FT: Salsabila – Partime/Review: Purwoko)
*) Artikel ini ditulis ulang dari sumber: Kumparan, didukung oleh informasi dari PDDIKTI, dan ETD UGM. Foto: web Kementrian Suriname