Jumat 7 Juni 2024 terasa istimewa bagi komunitas Ling Tien Kung FT UGM, grup senam yang sudah berdiri sejak 2021. Tamu istimewa, grup Ling Tien Kung Jabodetabek hadir dan bersama-sama beraktifitas di taman parkir sisi timur Gedung DTETI. Senam menjadi lebih semarak, dengan total lebih dari 60 peserta.
Slamet, salah satu pegiat Ling Tien Kung FT UGM menyampaikan bahwa kegiatan ini di awali dengan komunikasi antar komunitas, kemudian muncul inisiatif berkegiatan bersama. Kebetulan Ling Tien Kung Jabodetabek sedang ada agenda ke Jogja, sehingga pada hari Jumat 7 Juni 2024 dapat beraktivitas bersama.
“Sebanyak 27 orang dipimpin Kortonom Jabodetabek dr. Achmad Mediana, Sp.OG sedang kunjungan ke sasana Jogja yang diketuai Prof. Sarto, dosen di Teknik Kimia FT UGM,” jelas Slamet.
Dikutip dari Viva.co.id, nama Ling Tien Kung berasal dari bahasa Mandarin, dengan “Ling” berarti “tenaga dalam,” “Tien” berarti “langit,” dan “Kung” berarti “seni.” Senam ini kali pertama diciptakan oleh warga Surabaya, Fu Long Swie. Dan mulai dikenal secara luas sejak 2004-2005. Ling Tien Kung memiliki semboyan sehat tanpo abat, tanpo alat, tanpo ragat.
Tidak ada alat apapun pada gerakan Ling Tien Kung. Gerakannya cenderung pelan, dengan fokus pada pemaknaan dan aktivitas “merasakan” tiap jenis gerakan. Aktivitas diiringi instruktur yang diputar melalui pelantang suara. Dikutip dari Ling Tien Kung Jawa Barat, terdapat tiga tingkatan dalam Ling Tien Kung yaitu tingkat dasar (penyembuhan), tingkat menengah (peremajaan), tingkat atas (penyempurnaan).
“Kami berharap, Ling Tien Kung ini dapat diterima di civitas FT UGM sebagai bagian dari upaya meraih sehat fisik, dan kesehatan mental,” harap Slamet. (Humas FT: Purwoko)